Mohon tunggu...
Lisa Normalasari
Lisa Normalasari Mohon Tunggu... -

Agricultural Engineering Brawijaya University Student

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Inovasi Mahasiswa Universitas Brawijaya, Bangunan Hibrida Pemecah Ombak yang Bisa Menjadi Pembangkit Listrik

8 Juli 2014   15:48 Diperbarui: 18 Juni 2015   07:02 438
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1404783755603200273

[caption id="attachment_332627" align="aligncenter" width="300" caption="Kiri: Tim Pelaksana Program dan Dosen Pembimbing - Kanan:Prototipe Breakwater Hybrid Technology"][/caption]

Indonesia adalah negara dengan penduduk terbesar keempat di dunia dengan segala pertumbuhan ekonominya. Peningkatan jumlah penduduk serta perkembangan teknologi yang semakin pesat berdampak pada tingginya konsumsi akan energi listrik. Berdasarkan dari data statistik, PLN Indonesia menyatakan bahwa dengan pertumbuhan penduduk 1,6% per tahun dan pertumbuhan GDP (Gross Domestic Product) 6,3-7% per tahun maka kebutuhan listrik akan tumbuh rata-rata 8,65% per tahun dengan penjualan listrik mencapai 358,5 TWh. Namun, pemenuhan energi listrik utama dunia termasuk Indonesia menggunakan bahan bakar fosil. Hal ini menyebabkan semakin menipisnya ketersediaan bahan bakar fosil dan kurang ramah lingkungan karena dalam penggunaan bahan bakar fosil menghasilkan emisi pencemar seperti CO2, PbO, CO, SO2, dan gas lainnya.

Hal ini melatar belakangi kelima mahasiswa Keteknikan Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya yaitu: Muhammad Bagus Ardiwiyatna, Ahmad Diyanal Arifin, Lisa Normalasari, Mutiara Kusumaningtyas, dan Imas Kusuma Pradiyar untuk berfikir kritis untuk mencari pembangkit listrik alternatif yang juga ramah lingkungan yaitu Breakwater Hybrid Technology dengan pemanfaatan bangunan pemecah ombak (breakwater). Inovasi ini kemudian direalisasikan dalam bentuk prototipe melalui Program Kreativitas Mahasiswa bidang Karsa Cipta dibawah bimbingan dosen Keteknikan Pertanian, Universitas Brawiajaya Dimas Firmanda Al Riza, ST., M.Sc.

Bangungan pemecah ombak dipilih sebagai alternatif bangunan pembangkit listrik karena memiliki potensi besar mendapatkan energi mekanis yang sangat baik (berasal dari ombak). Ombak tersebut selain dapat direduksi energinya sebelum sampai ke daratan, kini juga dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi listrik. Untuk memanfaatkan bangunan pemecah ombak sebagai pembangkit listrik maka salah satu caranya adalah dengan penambahan material piezoelektrik. Material piezoelektrik sendiri merupakan material yang dapat mengkonversi energi mekanis menjadi energi listrik. Ketika material tersebut mendapatkan energi mekanis seperti tekanan, maka akan dihasilkan energi listrik. Material piezoelektrik ini kemudian diimplementasikan pada bangunan pemecah ombak agar mendapat energi dari ombak (dalam bentuk tekanan atau hantaman) untuk kemudian  dihasilkan energi listrik.

Breakwater Hybrid Technology terdiri dari tiga komponen utama yaitu pemacu ombak, penekan, dan rangkaian modul piezoelektrik beserta harvesting energy. Ketika pemacu ombak digerakkan maka akan dibentuk ombak (riak air) dalam media akuarium. Ombak tersebut akan mengenai pemukul untuk kemudian pemukul menstransmisikan energi dari ombak ke modul piezoelektrik. Piezoelektrik akan tertekan dan dihasilkan energi listrik yang disimpan dalam rangkaian harvesting energy.

“Dengan penerapan piezoelektrik pada bangunan pemecah ombak maka diharapkan dihasilkan bangun hibrida multifungsi sebagai pemecah ombak dan pembangkit listrik. Kami berharap program ini dapat diterapkan dalam masyarakat mengingat potensi dari Breakwater Hybrid Technology yang sangat baik, karena tidak hanya untuk pemenuhan kebutuhan listrik masyarakat tetapi juga sebagai bangunan pemecah ombak dan penangkal abrasi”, papar Bagus sebagai ketua tim pelaksana. (ln)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun