Mohon tunggu...
Lisa Fahrani
Lisa Fahrani Mohon Tunggu... -

not kind of a girl in your sweetest dream

Selanjutnya

Tutup

Money

Setelah Hina Presiden, Agus Marto Hina Rakyat

8 Oktober 2015   09:38 Diperbarui: 8 Oktober 2015   09:38 323
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Agus Marto, Gubernur BI, lagi-lagi berulah. Belum lama dia meledek rencana penurunan harga BBM oleh Presiden Jokowi. Kemarin, dia menghina wakil rakyat dengan lebih memilih hadiri acara IMF.

Rupiah akhirnya membaik, seiring dengan diluncurkannya Paket Kebijakan Ekonomi Tahap III. Kabar baik bagi rakyat Indonesia, sebab di paket ini ditetapkan harga BBM turun, terutama solar. Sebagai rakyat, saya menyambut gembira. Tapi agak trauma juga dengan kondisi rupiah yang kemarin-kemarin sempat tersungkur oleh dollar AS. Harapan saya, jangan sampai hal itu terulang kembali.

Selama rupiah melemah, banyak pihak yang menyalahkan pemerintah Jokowi-JK. Tentu saja itu ulah para haters Jokowi yang mencari peluang untuk menyerangnya. Kalau diusut-usut, Bank Indonesia (BI) lah yang bikin rupiah tersungkur. Ada sejumlah pihak yang menuding BI sebagai dalang pelemahan rupiah. Salah satunya adalah Institute for Development of Economics and Finance (Indef) menilai Bank Indonesia salah dalam mengelola rupiah. Hal itu yang menjadi penyebab rupiah masih tertekan dolar Amerika Serikat.

Ekonom INDEF Iman Sugema mengatakan saat neraca pembayaran positif, BI malah menarik dolar lebih banyak untuk cadangan devisa. Ini menyebabkan pasokan dolar AS langka di pasar dan menekan rupiah. "Ini bisa dikriminalkan karena menghalang-halangi penguatan rupiah."

Pendapat serupa digulirkan juga oleh presiden RI BJ Habibie. Menurutnya, kurs rupiah terhadap dolar AS adalah urusan Bank Indonesia (BI). Dengan eksistensinya yang sudah independen, pemerintah tak boleh ikut campur pengelolaan kurs. Urusan pemerintah adalah lapangan pekerjaan dan ikut menjaga inflasi dari sisi pasokan barang dan jasa.

Tapi BI justru melenggang tanpa rasa bersalah. Bahkan ketika Gubernur BI Agus Martowardojo diajak untuk mengevaluasi tugas dan wewenangnya dalam menjaga nilai tukar rupiah, dia tidak hadir. Kemarin semestinya Agus Marto dijadwalkan bertemu dengan Komisi XI DPR RI. Alasannya, dia harus menghadiri acara World Economic Outlook yang digelar IMF dan World Bank di Peru.

Ketidakhadiran Agus Marto menandakan bahwa dia lebih memilih untuk tunduk kepada IMF dan World Bank ketimbang wakil rakyat Indonesia.

Saya jadi ingat dengan kritikan Agus Marto terhadap rencana Jokowi menurunkan harga BBM beberapa waktu lalu. Aneh, seorang gubernur BI kok justru menjatuhkan presiden, bukan mendukung. Dan sekarang, dia menghina rakyat Indonesia dengan sengaja menghindari pertemuan dengan para wakil rakyat. Padahal pertemuan itu sangat penting, mencakup bagaimana agar nilai tukar rupiah tidak terpuruk lagi.

"Lebih penting mana rakyat Indonesia atau berhubungan dengan itu (IMF dan World Bank). BI tidak pernah serius menanggapi undangan DPR," ujar M. Misbakhun, anggota DPR Komisi XI.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun