[caption id="attachment_385350" align="aligncenter" width="850" caption="Sumber foto: http://www.teropongsenayan.com/foto_berita/201502/24/medium_85IMG-20150224-WA0007_1424761303268.jpg"][/caption]
Setelah ramainya sengketa Partai Golkar antara kubu Aburizal Bakrie (Ical) dan kubu Agung Laksono (AL), kini konflik berpindah ke tubuh SOKSI (Sentral Organisasi Karyawan Swadiri Indonesia) yang merupakan ormas sayap dari Partai Golkar. Kekalahan kubu Agung Laksono di PTUN, tak juga kunjung menyurutkan semangatnya untuk mati-matian menyerang dari berbagai pihak salah satunya adalah dengan menyerang Ade Komarudin yang terpilih kembali menjadi Ketua Umum SOKSI dari Munas SOKSI yang diselenggarakan di Cilegon, Banten, pada Jumat 22 Mei 2015 lalu. (Baca: http://www.antaranews.com/berita/497567/ade-komarudin-aklamasi-terpilih-kembali-pimpin-soksi). Serangan ini dilakukan oleh beberapa pihak yang tak bertanggung jawab dengan menuliskan artikel seperti (http://kompasiana.com/post/read/723027/2/kepentingan-ade-komarudin-bela-ambisi-berkuasa-ical.html), tulisan ini jelas tanpa penelitian yang lebih mendalam mengenai kasus Buloggate pada saat itu. Jika dicermati secara lebih mendalam, coba saja anda perhatikan tulisan-tulisannya yang pro kubu Agung Laksono. (Baca: http://m.kompasiana.com/user/profile/azka21). Makin jelas kemana arah serangan tersebut.
Tapi saya tidak akan fokus pada serangan tersebut. Ada hal penting yang harus mendapatkan sorotan lebih. Yaitu terpilihnya kembali Ade Komarudin untuk memimpin SOKSI bukanlah sesuatu yang mengejutkan. Pasalnya, Ade Komarudin sejak awal karirnya juga sudah membuktikan bahwa ia memiliki kompetensi yang mumpuni. Hal ini bisa dilihat dari terpilihnya ia sebagai wakil rakyat di DPR selama empat tahun berturut-turut. Bahkan tahun lalu, nama Ade Komarudin juga disebut-sebut sebagai legislator terpilih dengan jumlah dukungan yang cukup tinggi pada Pileg tahun lalu. Akom, sapaan akrabnya, menduduki peringkat ketiga terbanyak dalam internal Partai Golkar setelah Nusron Wahid dan Dodi Alex Noerdin. (Baca: http://politik.rmol.co/read/2014/09/27/173718/Ade-Komarudin,-Kuda-Hitam-yang-Dipercaya-Bisa-Pulihkan-Wibawa-DPR-). Bahkan terpilihnya kembali Ade Komarudin sebagai Ketua Umum SOKSI pun telah direstui oleh pendirinya yaitu Suhardiman. Hal itu tak lepas dari peran Akom saat memimpin SOKSI. Setidaknya 555 anggota DPR , 47 di antaranya adalah kader SOKSI yang merupakan sayap organisasi Partai Golkar. Keberhasilan tersebut juga dari proses regenerasi yang dilakukannya, konsolidasi organisasi dilakukan secara periodik melalui mekanisme musyawarah. “Adanya sinergi antara tokoh muda dan tokoh tua, sehingga roda organisasi berjalan dinamis,” ujar Akom (Baca: http://nasional.kompas.com/read/2015/05/19/22364631/Ade.Komarudin.Klaim.SOKSI.Sumbang.Banyak.Kader.Jadi.Anggota.DPR).
Dengan terpilihnya kembali Akom menjadi pemimpin SOKSI pada satu periode ke depan, Akom juga berkomitmen untuk siap melaksanakan amanat Munas SOKSI yang antara lain merekomendasikan agar SOKSI mengawal pemerintahan Jokowi – JK sampai 2019. Komitmen ini juga disetujui oleh Aburizal Bakrie (Ical) untuk menjaga pemerintahan Jokowi – JK lima tahun ke depan sesuai yang diamanatkan oleh UUD 1945. Semoga dengan komitmen sebesar itu Ade Komarudin atau Akom dapat kembali membawa SOKSI pada kesuksesannya sebagai sayap organisasi Partai Golkar yang juga pro rakyat!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H