[caption id="attachment_120321" align="alignright" width="384" caption="(Foto Koleksi Pribadi)"][/caption]
..Tokek..Tokk..Tokkeee... Mungkin sebagian kompasiana yang hidup di kota-kota besar sudah tidak pernah lagi mendengar suara seperti di atas tadi.. Suara yang sering terdengar pada malam hari.. Semula saya sangat terkejut setelah sekian puluh tahun mendengar kembali suara di atas datang dari arah dapur. Adik saya yang sedang me'nina bobokkan' anaknya di kasur langsung merangkul kembali anaknya dan duduk dengan kaki ke atas kursi di ruang tamu. Saya yang masih penasaran dengan suara tersebut, langsung mengambil senter dan melihat-lihat ke dinding di belakang. Tiba-tiba saya melihat binatang merayap di dinding.  Bentuknya sangat mirip cicak tetapi dengan ukuran 10 x lebih besar. Sewaktu saya senter, dia tiba-tiba berhenti bergerak. Diam di tempat. Sementara adik saya di ruang tamu berteriak-teriak ketakutan.. "jangan diapa-apain.. nanti dia loncat.. udah deh.. tunggu uda aja..".   Tanpa membuang waktu, saya abadikan momen tersebut. Saya memang pernah mendengar bahwa saat ini banyak sekali orang mencari Tokek untuk pengobatan dan harganya cukup menggiurkan bahkan sampai ratusan . Menurut kabar, harga 1 ons Tokek bisa mencapai Rp. 2 juta. Dengan bermodal informasi itu lah saya ingin mencoba menangkap si Tokek. Sepulang adik ipar saya dari kerja, dia ingin mencoba untuk menangkap si tokek yang kebetulan masih berada di tempat semula. Karena tidak ada alat untuk menangkap maka adik ipar saya menggunakan sapu agar si tokek jatuh dan langsung kami tangkap dengan kain. Ternyata strategi kami meleset. Si Tokek malah merayap ke atas plafon dan tidak terlihat lagi. Habis lah sudah angan-angan saya menjadi jutawan dengan menjual si Tokek tersebut. Hampir sebulan, kami sudah tidak lagi mendengar suara Tokek. Pasti si Tokek sudah pindah rumah karena merasa terancam berada di rumah kami. Sepanjang malam, kami selalu membicarakan Tokek tersebut.. Apalagi kalau ingat bahwa harga tokek bisa puluhan juta, maka penyesalan pun makin menjadi-jadi. Tiba-tiba malam kemarin, kami mendengar kembali suara si Tokek di sekitar kamar mandi. Kali ini kami tidak mencoba mencari. Kami berpikir, biarkan sajalah dulu.. kalau memang rejeki tidak kemana. Keesokan sorenya sepulang dari kantor, adik saya melaporkan bahwa beberapa orang tetangga silih berganti menanyakan si Tokek tersebut dan berminat untuk mengambilnya. Saya hanya tertawa saja.. jangan kan mereka.. saya juga berminat kok.. (lol)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H