Belum lagi hilang dari ingatan kita tentang bagaimana seorang pejabat polisi menyalahi SOP dalam penanganan 'Bom Buku' yang tidak sabar menunggu Tim Gegana datang sehingga harus mengorbankan telapak tangannya. Siang ini saya kembali melihat 'kesalahan' prosedur tersebut dilakukan oleh oleh Tim Gegana di kediaman musisi Ahmad Dani. (Penyebutan 'kesalahan prosedur' ini adalah dari pandangan kaca mata saya pibadi sebagai orang awam).
Siang tadi di TV terlihat salah seorang petugas GEGANA yang dibantu oleh rekannya memakai pakaian lengkap anti bom (mungkin). Setelah seluruh tubuhnya tertutup lalu petugas tersebut berjalan menuju pintu pagar rumah A. Dani. Selang beberapa menit, kembali terlihat petugas menjinjing semacam tas yang berisi 'bom buku' menuju suatu tanah kosong di depan rumah A. Dani mengeksekusi bom tersebut.
Yang menarik, petugas dan bom buku yang dijinjing berjalan dengan santai diantara kerumunan penonton.
Melihat kejadian itu, tiba-tiba saya bergumam sendiri "aneh nih petugas.. Bagaimana kalau tiba-tiba bom itu meledak diantara penonton? Kalau dia sih enak, sudah memakai pakaian anti ledakan.. Lalu bagaimana dengan orang-orang disekitarnya ??".
Walaupun saya belum pernah melihat apalagi membaca SOP penanganan suatu bom, bagi saya proses evakuasi tersebut terkesan sembrono. Menyalahi prosedur keamanan publik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H