Mohon tunggu...
Lisana Shidqin Aliyya
Lisana Shidqin Aliyya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Editor Video

Singer, Video Editor

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Cerita Feature: Perjalanan Inspiratif Terjun ke Dunia Seni

24 Februari 2024   01:41 Diperbarui: 24 Februari 2024   01:47 868
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://instagram.com/lisaaliyyaaa_

             Bakat seni yang dimiliki Lisana Shidqin Aliyya tak muncul begitu saja. Bakat seni yang diwarisi dari ibunya telah menjadi bagian tak terpisahkan dalam dirinya. Lisana yang kerap dipanggil Icha telah belajar memainkan alat musik keyboard dengan bimbingan langsung dari ibunya sejak kecil. Setiap hari, ibunya menuliskan not keyboard lagu-lagu anak  seperti Soleram dan meletakkannya di papan dekat keyboard agar Icha bisa mempelajarinya setelah pulang sekolah dasar. Pada beberapa kesempatan, ibunya mengajari Icha bermain keyboard di malam hari setelah Icha menyelesaikan tugas-tugas rumahnya. Setelah mempelajari dan mendalami keterampilan bermain keyboard dengan ibunya, akhirnya Icha dapat dengan lancar memainkan lagu-lagu anak secara mandiri.

            Namun, setelah Icha menyelesaikan pendidikan sekolah dasarnya dan melanjutkan ke Sekolah Menengah Pertama di Pondok Pesantren Daar El-Qolam, dia mulai melupakan keterampilan bermain keyboardnya karena keterbatasan waktu untuk berlatih kembali. Namun tetap saja, bakat seni akan selalu melekat dalam dirinya. Icha pun mulai menekuni seni lainnya yaitu dalam bidang tarik suara di Pondok Pesantren. Ia mencoba mengikuti perlombaan bernyanyi dan dengan rajin berlatih vokal setiap hari. Akhirnya, Icha meraih posisi juara 3 lomba Solo Singer pada acara Pekan Perkenalan Khutbatul Arsy, mewakili Konsulat Banten. Di samping berpartisipasi dalam kompetisi tarik suara, Icha juga mengikuti kompetisi seni tata rias. Ia berhasil meraih juara pertama dalam kategori rias buta, di mana peserta harus mendandani seseorang tanpa melihat dengan menutup mata. Pengalaman tersebut merupakan suatu momen berharga dan membanggakan bagi Icha, yang memiliki karakter takut untuk mencoba hal-hal baru. Dari situlah icha mulai memberanikan diri untuk mencoba hal-hal baru lainnya. Teman-temannya mulai mengenali Icha sebagai seseorang dengan kemampuan di bidang tarik suara. Ia pun diundang untuk bergabung dalam grup nasyid angkatannya dan tampil dalam salah satu acara di asramanya. Namun hal itu tidak berlangsung lama, karena keadaan tertentu membuat icha harus pindah sekolah ke pesantren yang baru.

            Di pesantren baru, Icha kembali menutup diri akan bakatnya. Walaupun demikian, tidak bisa dipungkiri bahwa Icha, yang kini menjadikan beryanyi sebagai hobi sehari-harinya, selalu menyanyikan lagu yang ia sukai dengan suara yang pelan di dalam kamar asrama pondok barunya. Hingga pada suatu waktu, ada salah satu teman yang mendengar dan meminta Icha untuk menyanyikan lagu-lagu yang sedang populer pada saat itu. Dan karena itulah teman-teman baru Icha  mengenali dirinya sebagai seseorang berbakat dalam di bidang tarik suara. Pada akhir masa Sekolah Menengah Atas di Pondok Pesantren barunya, Icha bersama teman-teman angkatan yang memiliki bakat menyanyi diminta oleh pemimpin pondok untuk membentuk grup nasyid dan tampil dalam acara perpisahan angkatannya.

            Saat memasuki dunia perkuliahan, sebagai mahasiswi Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam, ia terus melanjutkan bakatnya. Di semester satu kuliah, bersama temannya, Icha mendaftar untuk mengikuti audisi paduan suara di fakultasnya, Fakultas Dakwah. Dengan berlatih vokal setiap hari secara mandiri, Icha pun lolos audisi dan mulai bergabung menjadi anggota paduan suara fakultas dakwah harmoni choir. Bersama rekan-rekannya, Icha berhasil menyemarakkan berbagai acara di fakultasnya dan hingga saat ini Icha memasuki awal semester 4, ia masih aktif sebagai anggota Fakultas Dakwah Harmoni Choir.

            Meskipun Icha telah melupakan dan meninggalkan bakat bermain keyboardnya, ia tetap menekuni bidang seni lain, khususnya tarik suara. Baginya, menyanyi dan mendengarkan lagu adalah cara untuk merasakan kebahagiaan dan kegembiraan. Irama lagu memiliki kemampuan untuk memberikan ketenangan dan kedamaian ke dalam dirinya. Terakhir, menurutnya, lagu mampu menjadi wadah untuk mengungkapkan segala perasaan yang sedang dirasakannya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun