Mohon tunggu...
Lisana Shidqin
Lisana Shidqin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

i love to talk anything which i love

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Kontroversi Pengobatan Tradisional dengan Menilai Risiko dan Dampak Negatif terhadap Kesehatan Publik

23 September 2024   10:09 Diperbarui: 23 September 2024   10:17 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Pengobatan tradisional telah menjadi bagian integral dari kehidupan masyarakat di berbagai belahan dunia selama berabad-abad. Di Indonesia, praktik ini tidak hanya dipandang sebagai warisan budaya tetapi juga sebagai salah satu alternatif pengobatan yang dipercaya memiliki manfaat bagi kesehatan. Namun, dalam beberapa dekade terakhir, muncul perdebatan mengenai efektivitas dan keamanan pengobatan tradisional, terutama ketika dibandingkan dengan pengobatan modern. Meski banyak yang masih setia menggunakan metode pengobatan tradisional, baik pemerintah maupun kalangan medis kerap mengungkapkan kekhawatiran mengenai risiko dan dampak negatifnya terhadap kesehatan publik.

Pengobatan tradisional mencakup berbagai praktik yang menggunakan bahan alami, seperti ramuan herbal, akupuntur, pijat, dan terapi energi. Di Indonesia, contoh yang paling dikenal adalah penggunaan jamu dan praktik pijat tradisional. Dalam banyak kasus, pengobatan tradisional dipilih karena dianggap lebih murah, lebih mudah diakses, dan lebih sesuai dengan nilai budaya masyarakat. Namun, meskipun banyak orang percaya akan khasiatnya, praktik ini sering kali kurang didukung oleh bukti ilmiah yang kuat.

Salah satu risiko utama pengobatan tradisional adalah kurangnya standar yang jelas dalam produksi dan penggunaan bahan-bahan herbal. Tidak semua bahan yang digunakan dalam pengobatan tradisional telah melalui proses pengujian ilmiah yang ketat untuk memastikan keamanan dan efektivitasnya. Sebagai contoh, beberapa ramuan herbal dapat mengandung zat berbahaya yang, jika dikonsumsi dalam jangka panjang atau dalam dosis yang salah, dapat menyebabkan kerusakan pada organ vital seperti hati atau ginjal. Selain itu, banyak praktik pengobatan tradisional yang dilakukan oleh orang-orang yang tidak memiliki pelatihan medis yang memadai. Hal ini meningkatkan risiko salah diagnosis atau pemberian pengobatan yang tidak tepat. Dalam kasus-kasus tertentu, pasien yang memilih pengobatan tradisional mungkin menunda atau bahkan menghindari pengobatan medis yang sebenarnya dibutuhkan, sehingga memperburuk kondisi kesehatan mereka.

Salah satu dampak paling signifikan dari pengobatan tradisional terhadap kesehatan publik adalah meningkatnya risiko terjadinya komplikasi kesehatan akibat pengobatan yang tidak teruji secara ilmiah. Misalnya, penggunaan jamu yang tidak diawasi secara ketat dapat menyebabkan masalah seperti keracunan, interaksi obat yang berbahaya, atau reaksi alergi parah. Dalam beberapa kasus, efek samping dari pengobatan tradisional bahkan dapat menyebabkan kematian. 

Selain itu, ada kekhawatiran bahwa penggunaan pengobatan tradisional yang tidak terkontrol dapat menghambat upaya pemerintah dalam mempromosikan pengobatan medis yang telah terbukti secara ilmiah. Ketika masyarakat lebih memilih metode tradisional daripada berkonsultasi dengan dokter, mereka cenderung tidak mendapatkan perawatan yang sesuai dengan standar medis yang diakui secara global. Akibatnya, masalah kesehatan masyarakat, seperti prevalensi penyakit kronis atau wabah penyakit menular, dapat semakin sulit dikendalikan.

Pemerintah memiliki peran penting dalam mengatur dan mengawasi praktik pengobatan tradisional untuk memastikan keselamatan publik. Salah satu langkah yang telah diambil oleh pemerintah Indonesia adalah melalui Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), yang bertugas untuk mengawasi produk herbal dan obat tradisional yang beredar di pasaran. Meskipun demikian, masih ada banyak produk yang lolos dari pengawasan ini atau diproduksi tanpa izin yang sesuai. Di sisi lain, pemerintah juga harus meningkatkan edukasi kepada masyarakat mengenai risiko pengobatan tradisional dan pentingnya mengakses layanan kesehatan yang telah diakui secara ilmiah. Program sosialisasi dan kampanye kesehatan yang lebih komprehensif diperlukan untuk mengubah pola pikir masyarakat yang masih bergantung pada pengobatan tradisional yang tidak teruji.

Kata Kunci : Kesehatan, Pengobatan, Tradisional

DAFTAR PUSTAKA

Handayani, R., & Azis, D. (2024). Pendekatan Situational Crisis Communication Theory (SCCT) Dalam Penanganan Covid-19: Turki dan Indonesia. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Ekonomi, 6(1), 54-74.

Rosyanti, L., & Hadi, I. (2020). Dampak psikologis dalam memberikan perawatan dan layanan kesehatan pasien COVID-19 pada tenaga profesional kesehatan. Health Information: Jurnal Penelitian, 12(1), 107-130.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun