Mohon tunggu...
Lisa Lania Ayuningtias
Lisa Lania Ayuningtias Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Fakultas Pertanian Agroteknologi 2019

Selanjutnya

Tutup

Money

Sektor Pertanian Kabupaten Jember di Tengan Pandemi Covid-19

1 Juni 2020   15:27 Diperbarui: 1 Juni 2020   15:28 323
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Masa pandemi covid-19 seperti saat ini, menjadi masa-masa sulit bagi masyarakat di berbagai belahan dunia, hal ini dikarenakan semua bidang merasakan dampaknya. Kasus virus corona sendiri saat ini di belahan dunia masih menunjukkan kenaikan meskipun di beberapa negara sudah dapat mengatasi masalah pandemi ini. Bangsa Indonesia sendiri termasuk  salah satu negara dengan perkembangan pasien positif corona yang tercepat dan terbanyak. Jawa timur adalah salah satu provinsi penyumbang angka terbanyak di Indonesia. Mengutip dari Liputan6.com pada Sabtu, 30 Mei 2020, terdapat sebanyak 24.490 orang yang termasuk dalam ODP (Orang Dalam Pemantauan), sebanyak 6.595 orang masuk ke dalam kategori PDP (Pasien Dalam Pengawasan), untuk jumlah orang positif Covid-19 sendiri yakni sebanyak 4.600 jiwa. Sejauh ini kita patut bersyukur dikarenakan jumlah pasien yang sembuh lebih banyak dibanding dengan pasien yang meninggal yakni sebanyak 609 orang dinyatakan sembuh sementara pasien yang dinyatakan meninggal dunia yakni sebanyak 396 jiwa.

Sebaran positif Corona sendiri terbanyak berada di wilayah Kota Surabaya dengan jumlah kasus positif sebanyak 2.495 jiwa dengan pasien sembuh sebanyak 200 orang, sementara 235 dinyatakan meninggal dunia. Posisi selanjutnya diikuti oleh Kota Sidoarjo dengan kasus 632 jiwa, 29 orang diantaranya dinyatakan sembuh semnetara 57 orang dinyatakan meninggal dunia. Kabupaten Jember sendiri terdapat sebanyak 34 kasus dengan pasien sembuh sebanyak 6 orang sementara pasien yang dinyatakan meninggal dunia yakni sebanyak 3 orang, dengan banyaknya pemaparan kasus tersebut membuat beberapa sektor bidang  terdampak akibat adanya virus Corona ini. Bidang pendidikan, bidang pariwisata, dan tidak luput juga bidang pertanian. Sektor pertanian sendiri di Kabupaten Jember menjadi salah bidang yang terkena dampaknya, pemprov Jember sendiri mengambil beberapa kebijakan dan tindakan terkait adanya pandemi covid-19 ini mulai dari penyemprotan disenfektan di sejumlah jalan kota, penutupan akses menuju ke kota, melakukan sosialisasi di pasar-pasar serta akhir-akhir ini ada kebijakan yakni penutupan mall, supermarket dan pasar tradisional.

Bupati Jember sendiri menyebarkan surat edaran terkait penutupan mall atau pusat perbelanjaan dan pasar tradisional yang ditujukan kepada pengelola masing-masing untuk ditaati yakni menginstruksikan penutupan sementara mall atau pusat perbelanjaan dan pasar tradisional selama idul fitri sampai dengan tujuh hari setelah lebaran, yakni mulai tanggal 23 sampai dengan 29 Mei 2020. Kebijakan terkait penutupan mall atau pusat perbelanjaan dan pasar tradisional ini tentu saja sedikit banyaknya sangat berpengaruh bagi pelaku usaha, apalagi terkait penutupan pasar tradisional dimana mayoritas para petani menyalurkan hasil panen tanaman sayur-mayur buah-buahan dan lain-lainnya, tentu saja hal ini sangat dirasakan bagi pelaku usaha di sektor pertanian.

Menurut narasumber yang saya wawancarai yakni ibu assadiyah (55), beliau sebagai pedagang sayur mengaku kesulitan dalam membeli sayur mayur yang akan dijajakan di toko rumahnya, tidak hanya itu para petani yang akan menyalurkan hasil panennya pun seperti sayur-sayuran serta buah pun kebingungan dalam memasarkan hasil panen mereka, tidak hanya itu berdasar wawancara yang saya lakukan terhadap petani pak Sadiyanto (58), mengatakan bahwa sulit saat ini untuk mencari tengkulak yang mau membeli hasil panennya, bapak sadiyanto pun mengatakan jika harga dari padi kering atau gabah merosok turun dengan sangat drastis semenjak adanya pandemi covid-19 di masa sekarang ini.

Beliau menjelaskan bahwa para petani terutama komoditas padi yang ada di Kabupaten Jember sangat terdampak dengan adanya wabah corona di saat sekarang ini, dikarenakan harga jualnya jauh dari harga jual pada saat normal atau sebelum adanya wabah corona ini. Jenis padi legawa sendiri misalnya mengalami kemerosotan harga yang dulunya sebelum ada covid-19 berkisar 4juta lebih per kwintalnya kini merosok turun hingga mencapai angka 3,6 juta per kwitalnya. Para petani dan juga pelaku sektor pertanian  berharap kedepannya pemerintah provinsi dapat lebih tanggap dan serius lagi dalam mengatasi permasalahan di sektor pertanian di masa sulit seperti sekarang ini. Pemerintah diharapkan memberi solusi yang tepat dan efektif dalam mengatasi kemunduran atau penurunan harga atau nilai jual dari hasil panen para petani local yang ada di daerah Kabupaten Jember. Mengingat pentingnya sektor pertanian terutama di Kabupaten Jember maka perlu adanya perhatian yang khusus di sektor tersebut demi kelangsungan hidup masyarakat serta kesejahteraan penduduk.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun