Sungguh ironi saat mendengar anak-anak kecil disekliling kita menyanyikan lagu yang tidak sewajarnnya mereka nyanyikan diusia yang sekecil itu...
"..iwak peyek, iwak peyek, iwak peyek nasi jagung..", beberapa lirik lagu yang dinyanyikan Bagus. Bagus merupakan siswa kelas 1 SD di daerah Santan. Jelas lingkungan adalah faktor utama yang menyebabkan hal tersebut. Televisi juga mempunyai dampak yang sangat luar biasa terhadap tumbuh kembang anak.
"Bintang kecil dilangit yang biru, amat banyak menghias angkasa, aku ingin terbang dan menari...."
Cuplikan lirik lagu diatas tentu tidak asing. Tetapi dewasa ini lagu anak-anak hilang di TV. Pertanyaan besar yang timbul adalah, kenapa hal tersebut bisa terjadi? Apa stasiun televisi berpikir bahwa anak-anak tidak pernah menonton TV? atau prosentasi penonton televisi untuk anak sangat kecil sehingga mereka tidak menayangkan acara musik khusus anak kecil?
Sebenarnya proses pembelajaran untuk anak akan lebih mudah dicerna jika dilagukan atau dijadikan lagu. Karena dengan lagu mereka tidak akan bosan dan senang belajar. Misalnya saja belajar berhitung, mengenal warna bahkan nama-nama nabi akan sangat mudah dihafal jika dilagukan. Maka dari itu betapa pentingnya lagu anak-anak untuk sarana pendidikan.
Kini, anak-anak justru disodorkan dengan lagu-lagu yang tidak edukatif untuk membantu proses pembelajaran. Apa yang terjadi saat ini tergantung pula dengan pola pengawasan dan pendidikan yang diajarkan oleh orangtua si anak. Karena bagaimanapun, anak-anak harus ada yang mengarahkan, yaitu orangtuanya.
Publisitas atas keberadaan lagu anak menjadi kendala utama dalam industri musik dewasa ini. Publikasi atas lagu anak saat ini nyaris tidak ada. Menurut Bens Leo dalam wawancaranya (TVRI), yang lebih menyedihkan label rekaman juga menghindari memproduksi lagu anak-anak. Bens menyoroti industri lagu anak merosot lima tahun ini, karena ditimbang oleh industri musik.
Indikator yang paling utama terlihat ketika salah satu perusahaan rekaman terbesar di dunia, yaitu Sony Warner yang di Indonesia dikenal bernama Sony Music Indonesia, menutup perusahaannya. Padahal mereka sempat memproduksi album Tasya yang diaransemen oleh Dian HP dan meraih kesuksesan yang luar biasa.
Lalu apa yang akan dilakukan industri musik untuk mengatasi langkannya lagu anak-anak?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H