Peran merupakan dinamisasi dari status ataupun penggunaan dari hak dan kewajiban. Menurut UUD No 52 tahun 2009, Keluarga merupakan unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri atas suami istri; atau suami, istri, dan anaknya: atau ayah dan anaknya (duda), atau ibu dan anaknya (janda). Anak usia dini adalah kelompok anak yang berada dalam proses pertumbuhan dan perkembangan yang bersifat unik, dalam arti memiliki pola pertumbuhan dan perkembangan, intelegensi (daya pikir, daya cipta), sosial emosional, bahasa dan komunikasi yang khusus sesuai dengan tingkat pertumbuhan dan perkembangan. Dalam kata lain anak usia dini adalah kelompok manusia yang berusia 0-8 tahun atau yang sering disebut sebagai masa kanak-kanak. Pada masa kanak-kanak merupakan masa yang paling penting dalam kehidupan manusia, karena merupakan tahap awal bagi proses pertumbuhan dan perkembangan untuk menuju ke tahap selanjutnya.Â
Keluarga merupakan pusat pendidikan pertama dan utama yang dialami si anak, melalui pendidikan keluarga diharapkan anak memiliki pribadi yang mantap, mandiri, dan mampu menjadi warga masyarakat yang baik. Proses tumbuh kembang anak dapat berlangsung secara alamiah, tetapi proses tersebut sangat tergantung kepada orang tua. Periode penting dalam tumbuh kembang anak adalah masa balita. Karena pada masa ini pertumbuhan dasar akan mempengaruhi dan menentukan perkembangan anak kedepannya. Pada masa balita perkembangan kemampuan berbahasa, kreativitas, kesadaran sosial, emosional, dan intelegensi berjalan sangat cepat dan merupakan landasan perkembangan berikutnya. Kemampuan dan tumbuh kembang anak perlu dirangsang oleh orang tua agar anak dapat tumbuh dan berkembang secara optimal dan sesuai umurnya. Stimulasi adalah perangsangan (penglihatan, bicara, pendengaran, perabaan) yang datang dari lingkungan anak. Anak yang mendapat stimulasi yang terarah akan lebih cepat berkembang dibandingkan anak yang kurang bahkan tidak mendapat stimulasi.Â
Bermain, mengajak anak berbicara, dan kasih sayang adalah 'makanan' yang penting untuk perkembangan anak, seperti halnya kebutuhan makan untuk pertumbuhan badan. Bermain bagi anak tidak sekadar mengisi waktu luang saja, tetapi melalui bermain anak akan  belajar mengendalikan dan mengkoordinasikan otot-ototnya, melibatkan perasaan, emosi, dan pikirannya. Sehingga dengan bermain anak mendapat berbagai pengalaman hidup, selain itu bila dilakukan bersama orang tuanya hubungan orang tua dan anak menjadi semakin akrab dan orang tua juga akan segera mengetahui kalau terdapat gangguan perkembangan anak usia dini. Menurut para ahli kesehatan bahwa prioritas untuk anak adalah makanan, perawatan kesehatan, dan bermain. Makanan yang baik, pertumbuhan yang adekuat, dan kesehatan yang terpelihara merupakan hal penting, tetapi perkembangan intelektual juga diperlukan. Bermain merupakan sekolah yang berharga bagi anak sehingga perkembangan intelektualnya optimal.Â
Manajemen waktu diterapkan pada anak-anak agar mereka dapat menyeimbangkan waktu aktivitas mereka, seperti sekolah, kursus dan waktu anak-anak sedang berada dirumah, bermain dan bersosialisasi dengan anak sebayanya. Dengan begitu anak usia dini dilatih untuk menentukan prioritas mana yang lebih penting dan yang harus didahulukan. Sehingga anak-anak usia dini menjadi lebih produktif baik disekolah maupun aktivitas luar lainnya. Pengasuhan anak usia dini yang dilakukan oleh ibu bekerja sangat membutuhkan manajemen waktu yang baik. Seorang ibu yang bekerja harus dapat mengetahui waktu yang diberikan untuk pekerjaan nya dan waktu yang diberikan untuk keluarganya. Ibu yang bekerja bisa meluangkan waktu dengan anak nya untuk sekedar bermain, memberikan pendidikan, memberikan perawatan maupun hal lain untuk anaknya. Selain ibu keterlibatan ayah juga diperlukan dalam mengasuh anak nya sehingga ayah harus dapat memanajemen waktu dengan baik. Keterlibatan ayah dalam pengasuhan anak sangat mempengaruhi tumbuh kembang anak. Oleh karena itu, ayah dan ibu harus dapat manajemen waktu mereka sehingga anak tumbuh dengan baik.
Manajemen waktu juga harus mulai diajarkan kepada anak-anak sejak usia dini. Orang tua memiliki peran untuk mengajarkan dan menerapkan kedisiplinan pada anak-anaknya. Ada berbagai hal yang bisa dilakukan untuk mengajarkan anak cara memanajemen waktu, salah satunya dengan menggunakan permainan. Media permainan dianggap efektif karena permainan adalah kegiatan yang mengandung keasyikan dan dilakukan untuk memperoleh kesenangan. Anak-anak dapat diajak melakukan permainan edukatif. Manfaat dari bermain diantaranya yaitu mendukung pertumbuhan dan perkembangan fisik, kognitif, sosial, emosional, kelakuan baik anak, kreativitas dan perkembangan otak anak. Anak-anak dapat dikenalkan permainan atau peralatan manajemen waktu. Beberapa permainan atau alat manajemen waktu tersedia di pasaran. Permainan-permainan tersebut berfokus pada membiasakan anak untuk mengenal waktu dan batasan dalam melaksanakan kegiatan mereka.Â
Keluarga memiliki peranan penting dalam tumbuh kembang anak. Manajemen waktu perlu dilakukan agar anak usia dini bisa terlatih dalam menentukan skala prioritas nantinya. Perlunya melatih anak usia dini dalam membagi waktu antara bermain, belajar, makan, dan lainnya membuat pola pikir anak menjadi berkembang untuk melakukan suatu kegiatan. Dengan hal ini anak akan terbiasa untuk melakukan kegiatan produktif tanpa harus disuruh oleh orang tua. Insting mereka akan berjalan karena kebiasaan yang telah diajarkan dalam memanajemen waktu sehari-hari, sehingga orang tua tidak perlu khawatir dalam proses tumbuh kembang anak. Akan tetapi, pengawasan tetap dilakukan untuk meminimalisir anak usia dini melakukan suatu hal yang buruk yang dapat merusak pola pikir mereka. Salah satu cara efektif dalam memanajemen waktu anak usia dini yaitu dengan permainan edukatif. Dalam melakukan permainan mereka akan terlatih untuk melakukan kegiatan yang membuat dirinya senang sehingga dalam mengerjakan sesuatu akan terbiasa untuk tenang di segala kondisi. Selain itu, emosional, sikap sosial, kreativitas, dan kebiasaan berperilaku akan tertanam dalam dirinya melalui permainan yang diajarkan.Â
Penulis adalah Mahasiswa Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen, Fakultas Ekologi Manusia, IPB University
Dosen pembimbing : Dr. Irni Rahmayanti Johan, SP, MM, dan Dr. Megawati Simanjuntak, S.P.,M.Si
Penulis : Deni Afrizal, Lisa Hardiyaningrum, Handini Safitri, Putri Amalia Isnaini, Wulandari Nur Fahrezy
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI