Mohon tunggu...
Lisa Fadiyah
Lisa Fadiyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Miung

Selanjutnya

Tutup

Parenting

Mari Cari Tahu Tentang Disgust and Shame

28 Oktober 2022   14:08 Diperbarui: 28 Oktober 2022   14:17 237
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Membahas tentang macam-macam bentuk dari emosi, tentu telah kita ketahui bahwa manusia memiliki berbagai macam emosi yang dapat di utarakan melalui ekspresi ataupun bahasa tubuh. Salah satu contoh dari bentuk emosi yang akan kita bahas kali ini adalah emosi disgus & shame. Emosi ini juga merupakan salah satu bagian dari emosi yang dapat dirasakan oleh manusia.

            Disgust atau yang sering disebut dengan emosi jijik merupakan salah satu emosi dasar yang dapat di rasakan oleh manusia. Biasanya emosi jijik timbul karena ada suatu hal yang mendasarinya baik itu dari penampilan, bau, tekstur, rasa, bentuk, dan suara dari suatu hal. Seseorang yang merasakan jijik terhadap suatu hal, mereka akan berusaha untuk menghindari hal yang dianggapnya menjijjikan. Meskipun terdengar sebagai suatu emosi yang buruk, akan tetapi emosi ini dapat membuat seseorang menjadi pribadi yang suka akan kebersihan atau menjaga kebersihan sehingga menggurangi resiko akan terkena penyakit.

Respon yang ditimbulkan saat seseorang merasa jijik adalah dengan cara: menjauh dari objek yang diangapnya menjijikan, mengerutkan dahi, merasa mual dan muntah, menutup hidung, pingsan dan yang lainnya. Hal-hal umum yang biasanya menjadi dasar dari rasa jijik yang di alami oleh seseorang dapat berupa suatu lendir, keringat, ingus, luka bakar, darah, sampah, dan masih banyak lagi. Selain hal yang telah disebutkan, rasa jijik juga dapat timbul akibat beberapa hewan seperti tikus, kecoak, lalat, ulat, belatung, katang, tokek, cicak, ular, kutu, cacing dan yang lainnya. Selain karena hewan rasa jijik juga dapat timbul dari makanan yang basi baik itu daging, ikan, sayuran, buah-buhan, makanana yang telah di olah serta dapat juga di pegaruhi oleh cara bagaimana suatu makanan dibuat.

            Adapun cara yang efektif untuk di gunakan dalam membantu anak untuk menggurangi rasa jijikya. Yakni dengan cara: memberi pengertian kepada sikecil, para orang tua seharusnya tidak memarahi sikecil ketika anak merasa jijik terhadap suatu hal, bantu sikecil untuk mengurangi/melawan rasa jijik yang dia rasakan, contohkan sikap yang lebih baik apabila sikecil gampang merasa jijik dengan suatu hal, serta masih banyak lagi.

Setelah kita membahas tentang pengertian, penyebab, macam-macam, dan cara menangani emosi Disgust atau yang biasanya sering di sebut sebagai emosi jijik, selanjutnya kita akan membahas tentang emosi Shame. Nahh apasih emosi shame itu?

            Shame merupakan suatu emosi yang sering di sebut sebagai emosi atau rasa malu. Malu merupakan salah satu emosi yang dapat dirasakan oleh manusia. Emosi malu diartikan sebagai suatu kondisi yang mengakibatkan seseorang ingin menutupi hal yang telah di perbuat sebelumnya. Memiliki perasan malu merupakan kodrat bagi setiap individu dengan adanya emosi malu, seseorang dapat memiliki nilai yang positif serta rasa sopan dalam berinteraksi dengan orang lain. Selain itu emosi malu juga memiliki manfaat untuk menjaga privasi, kesopanan, kesusilaan dan kebijakan seseorang serta dengan adanya emosi malu menjadikan seseorang untuk memiliki batasan-batasan yang tepat ntuk mencegah hal-hal yang dapat melanggar kehormatan diri sendiri ataupun orang lain.

            Adapun ciri-ciri dari seseorang yang memiliki emosi malu, yakni: pipi atau wajah yang memerah, bersembunyi, memalingkan muka, kikuk atau canggung, ucapan yang terbata-bata, menutup wajah, lari menjauh, dan masih banyak lagi. Ada beberapa hal yang dapat membuat anak menjadi sosok yang pemalu. Rasa malu ini dapat diakibatkan karena anak meniru sifat pemalu dari orang tuanya, tidak diajarkan untuk bersosialisasi sejak dini, anak pernah menjadi korban bullying, serta anak selalu di tuntut oleh orang di sekitarnya baik itu orang tua, saudara, keluarga maupun guru untuk menjadi yang terbaik dalam segala hal. Sebenarnya anak yang memiliki emosi malu atau anak yang pemalu bukanlah anak yang engan untuk bersosialisasi, biasanya anak merasa terbebani unutuk bersosialisasi karena mereka merasa takut, ragu dan bingung bagaimana cara untuk memulainya. Karena itulah orang tua memiliki peran yang sangat penting untuk mendukung dan mengoptimalkan perkembangan dan pembentukan anak sedari kecil.

            Ada beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk menumbuhkan keberanian pada anak yang pemalu, yakni dengan cara: mendorong anak untuk menceritakan hal-hal yang dapat membuat anak malu, jangan menyebut anak "anak yang pemalu" tetapi sebagai orang tua haruslah memberikan kata-kata yang afirmatif dan suportif pada anak tiap kali si kecil melakukan suatu hal yang baru, berikan penjelasan kepada anak jangan langsung memarahi anak ataupun menggolok-olok anak yang pemalu serta jangan memaksa anak untuk melakukan hal yang di takutinya, pahami perasaan anak, tempatkan anak pada situasi sosial, banguun rasa percaya diri pada anak, tunjukkan bagaimana sikap percaya diri kepada anak, dan jangan lupa beri pujian kepada anak.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun