Nah... kenapa sih Prenatal menjadi salah satu faktor yang dapat mempengaruhi perkembangan Sosial Emosional anak? sebelum membahas hal tersebut mari kita kenali terlebih dahulu tentang Sosial Emosional.
Perkembangan Sosial Emosional merupakan perubahan kemampuan yang di miliki oleh anak dalam bereaksi dan berinteraksi dengan lingkungan di sekitarnya. Jadi dapat di artikan bahwa definisi dari Sosial Emosional adalah kepekaan yang dimiliki anak untuk memahami perasaan orang lain dalam berinteraksi dengan orang di sekitarnya, baik itu di mulai dari orang tua, saudara, teman bermain hingga masyarakat luas dan dapat di simpulkan bahwa pembahasan tentang perkembangan emosi tidak dapat di pisahkan dengan perkembangan sosial, begitu pula sebaliknya.
Dalam perkembangan emosi ada beberapa jenis emosi dasar yang dapat kita tunjukan ketika kita mengambil sebuah keputusan dan bertindak. Berikut ini jenis-jenis emosi dasar:
- Yang pertama ada emosi senang atau emosi Bahagia yang di ekspresikan dengan cara menunjukan raut wajah tersenyum, suara yang ceria dan menyenangkan, serta bahasa tubuh yang terlihat santai ataupun bersemangat.
- Yang ke dua ada emosi kesedihan. Emosi ini biasanya di ungkapkan dengan suasana hati yang muram, diam, lesu tidak bersemangat, menarik diri dari orang lain, dan menanggis.
- Selanjutnya ada emosi takut atau ketakutan. Emosi ketakutan ini dapat di ungkapkan dengan berbagai macam ekspresi seperti, ekspresi wajah yang ketakutan, melebarkan mata, menundukkan kepala, tubuh yang berkeringat, berusaha menghindar atau bersembunyi, detak jantung yang tidak teratur dan nafas menjadi lebih cepat.
- Lalu ada emosi jijik yang ditunjukkan dengan berbagai cara seperti berpaling  dari hal yang dianggapnya menjijikan, reksi seperti mual dan ingin muntah, mengerutkan hidung dan yang lainnya.
- Selanjutnya yang ke lima ada emosi marah yang di tunjukkan dengan nada suara yang kasar dan berteriak, badan berkeringan dan wajah me-merah, perilaku yang agresif seperti menendang, memukul, ataupun melembar barang di sekitarnya.
- Yan ke enam ada emosi kaget atau terkejut yan di tandai dengan ekspesi fisik seperti melompat atau melangkah mundur, mengeluarkan suara jeritan atau teriakan secara sepontan, melawan atau berlari, mengeluarkan ekspresi wajah seperti menaikkan alis, melebarkan mata atau membuka mulut.
Selanjutnya jika kita sudah memahami pengertian dari Sosial Emosional dan jenis-jenis emosi dasar maka selanjutnya kita akan membahas tentang faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan Sosial Emosi Anak Usia Dini.
Faktor yang mempengaruhi perkembangan Sosial Emosional Anak Usia Dini di bagi menjadi tiga bagian yakni faktor biologis, faktor lingkungan dan faktor hubungan. Dari ketiga faktor yang ada akan di bagi lagi menjadi beberapa bagian seperti:
Â
- Faktor biologi
- Dalam faktor biologi pengaruh dari perkembangan Sosial Emosional anak dapat di bagi menjadi: faktor genetik, faktor prenatal/masa sebelum lahir, dan faktor tempramen
- Faktor lingkungan
- Faktor lingkungan juga memiliki pengaruh terhadap perkembangan Sosial Emosional Anak Usia Dini. Faktor lingkungan juga terdiri dari beberapa faktor di dalamnya seperti: seperti faktor ekonomi, faktor lingkungan sosial, faktor budaya dan faktor tempat tinggal
- Faktor hubungan
- Dalam faktor hubungan sendiri terdiri dari beberapa faktor seperti: faktor orang tua, faktor keluarga, faktor teman sebaya serta faktor orang lain.
Â
Dari ketiga faktor yang telah di jelaskan, pad artikel kali ini kita akan lebih membahas tentang alasan kenapa faktor Prenatal menjadi salah satu faktor yang dapat mempengaruhi perkembangan Sosial Emosional Anak Usia Dini.
Masa Prenatal merupakan masa ketika seorang anak masih ada dalam kandungan ibunya. Â Masa ini merupakan masa yang relative singkat di bandingkan dengan masa setelah kelahiran. Para dokter maupun para ahli banyak yang menyarankan pada ibu hamil agar memenuhi nutrisi dan stimulus pada masa kehamilan demi kebaikan sikecil kelak.Â
Hal ini di sebabkan karena banyaknya para calon orang tua yang tidak mengetahui bahwa semenjak dalam kandungan tepatnya saat kandungan berusia 6 bulan janin sudh dapat merasakan emosi dan dapat menerima stimulasi yang di berikan contohnya seperti membacakan dongeng ke anak, mendengarkan lantunan ayat suci Al-Qur'an ataupun dengan mendengarkan lagu klasik. Â
Karena hal tersebut maka ibu yang sedang mengandung diharapkan untuk terhindar dari perasaan negatif seperti rasa takut, cemas, setres dan emosi yan mendalam lainnya. Hal ini di tujukan karena janin juga dapat ikut merasakan emosi yang ibunya rasakan baik itu emosi senang atau sedih melalui hormone yang yang di salurkan kedalam tubuh janin. Jika pada masa kehamilan seorang ibu mengalami stress atau perasaan negatif yang berkepanjangan maka hal tersebut dapat mempengaruhi perkembangan buah hati, terlebih dalam perkembangan emosi si kecil.Â