Mohon tunggu...
Lisa Fadiyah
Lisa Fadiyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Miung

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Apakah Otak dan Emosi Manusia Saling Terhubung?

13 Mei 2022   13:41 Diperbarui: 13 Mei 2022   13:48 1190
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berbicara tentang otak tentunya telah kita ketahui bahwa semua informasi, interaksi, dan pengalaman yang kita peroleh, semuanya tersimpan di dalam otak kita. Karena hal itu ketika kita melihat suatu benda kita dapat mengetahu tentang benda tersebut dari pengalaman yang pernah kita peroleh tanpa bertanya lagi kepada orang lain. Hal tersebut dikarenakan otak kita telah menyimpan pengalaman yang kita peroleh dan ketika kita bellihat suatu benday nag tidak asing bagi kita otak akan langsung merespon dengan membongkar lagi ingatan yang telah kita peroleh.


Misalnya ketika kita mendengar kata jeruk secara spontan kita akan membayangkan bentuknya yang bulat dengan kulit luar yang berwarna orange dan baunya yang segar serta rasanya yang manis dan asam. Hal tersebut menandakan ketika saya mengucapkan kata "jeruk" otak kita langsung memberikan tanggapan atau respon seolah-olah buah jeruk tersebut benar benar ada di depan kita. Saat itulah otak kita menggabungkan potongan-potongan ingatan tentang pengalaman kita dalam melihat jeruk ataupun merasakan bagaimana rasa dari buah jeruk tersebut, inilah yang di sebut dengan simulasi jika kita memiliki jeruk asli di tangan kita.

Simulasi tentang rasa, bau dan tekstur dari jeruk tersebut akan terjadi sesaat sebelum kita memakan buah jeruk tersebut. Jadi pada dasarnya neuron kita di bagian visual otak kita dan di bagian mengkode rasa dan yang lainnya mulai menyala sebelum kita benar-benar akan memakan jeruk tersebut dengan pengalaman yang telah kita peroleh dari masa lalu. Otak kita akan memprediksi seperti apa pengalaman kita ketika informasi diperoleh dari indra pengecap kita lalu otak kita akan membandingkannya dengan simulasi jika jeruk asli ternyata sedikit lebih manis dari yang telah diperkirakan oleh otak kita saat itu otak kita mungkin akan menyesuaikan rangsangannya sehingga kita merasakan rasa manis yang tak terduga. Akan tetapi otak kita mungkin juga mengabaikan perbedaannya sehingga kita tidak menyadarinya. Contohnya jeruk yang dulu kita makan yang memiliki rasa sedikit asam tidak akan terasa berbeda dengan jeruk yang kita makan sekarang meskipun jeruk yang kita makan sekarang memiliki rasa yang lebih manis dari sebelumnya.

kita mungkin berfikir bahwa otak kita bereaksi karena kata-kata dari tulisan dalam artikel ini. Akan tetapi sebenarnya otak kita menggunakan pengalaman masa lalunya untuk memprediksi setiap kata yang ada dalam artikel ini. Mari kita terapkan logika ini terhadap emosi. Misalnya kita sedang berjalan sendirian di hutan dan kita mendengar gemerisik daun. Otak kita akan memunculkan prediksi bahwa ada ular di dekat kita, otak kita akan mensimulasikan bentuk dan suara ular, selain itu otak kita juga mempersiapkan tubuh kita untuk untuk menjalankan prediksi yang lainnya. Prediksi ini diterjemahkan ke dalam perasaan kita misalnya detak jantung yang cepat, pernafasan yang mulai memberat atau tidak teratur atau mungkiin kita merasa gelisah. Jadi apa yang terjadi selanjutnya akan membuat kita mempuyai tiga kemungkinan, mungkin ular akan keluar dari semak-semak apabila input sensorik sesuai dengan prediksi maka kita akan merasakan yang namanya ketakutan. Atau kemungkinan yang keua yakni tidak ada ular mungkin gemerisik daun itu di sebabkan oleh angin. Dalam hal ini otak kita mungkin mendpatkan prediksi lain dan kita mungkin tidak melihat ular akan tetapi karena simulasi asli kita tentang prediksi kemungkinan ular yang membuat daun bergemerisik, kita masih akan merasakan gelisah dan kita akan membuatnya sebagai pengalaman terahir kali kita di hutan.

selanjutnya mungkin kita bertanya tanya lebih dahulu manakah antara berfikir atau emosi terlebih dahulu?


Ketika kita mendengar kata "emosi" kebanyakan dari kita memikirkan tentang perasaan cinta, benci, Bahagia, sedih ataupun ketakutan. Perasaan kuat yang kita alami sepanjang kehidupan kita ini adalah kekuatan pendorong di balik sikap kita untuk membantu dan tidak membantu. Lalu darimanakan emosi kita datang?

Otak kita terhubung untuk mencari ancaman atau imbalan jika ada yang terdeteksi, wilayah perasaan di otak memberi peringatan melalui pelepasan pesan kimia. Emosi adalah efek dari pesan kimia tersebut, yang berjalan dari otak kita keseluruh tubuh. Saat otak kita mendeteksi adanya ancaman, otak kita akan melepaskan hormon stress adrenalin dan kortisol yang membantu kita untuk mempersiapkan diri untuk melawan atau menghindari. Respon kita ketika mendeteksi sesuatu yang bermanfaat seperti seseorang yang melakukan perbuatan yang baik untuk kita maka otak kita akan melepaskan bahan kimia seperti dopamine, oksotosin atau serotonin yang akan membuat kita merasa baik dan memotivasi kita untuk melakukan tugas atau perilaku yang sama.

Dalam hal ini, wilayah perasaan otak kita memprogram lebih dahulu sebelum bagian berpikir. Kadang-kaang reaksi otak perasaan jauh lebih kuat sehingga mendominasi perilaku kita dan kita tidak akan berpikir secara rasional pada saat itu karena emosi kita telah mempengaruhi otak kita. Dengan memikirkan sesuatu yang mengancam dapat memicu respon emosional kembali, disinilah kita dpat mengelola emosi kita dengan pikiran yang sadar.

Emosi kita memainkan peran yang kuat dalam cara kita dala berinteraksi dengan dunia. Memahami dan mengatur emosi kita melalui pikiran kita dan perilaku dapat membantu kita mengambil kendali yang lebih besar dari otak kita dan mencapai tujuan kita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun