Kita ketahui bahwa otak adalah organ penting yang terletak di dalam kepala manusia dan dilindungi oleh tulang keras yang disebut dengan tengkorak yang dimana otak merupakan organ yang berperan menontrol seluruh kehidupan kita. Apabila terjadi kerusakan atau ada masalah pada otak kita tentunya akan mempenggaruhi aktifitas kita sehari-hari.
Kali ini kita akan membahas tentang neuroimaging, apasih neuroimaging itu?
Dilansir dari Wikipedia Neuroimaging adalah teknik komputasi/kuantitatif yang digunakan untuk mempelajari struktur (structural imaging) dan fungsi (functional imaging) sistem saraf pusat yang tujuan penggunakan dari teknik ini adalah untuk mempelajari otak manusia yang sehat secara ilmiah dengan cara non-invasif. structural imaging berhubungan dengan struktur otak dan diagnosis penyakit intracranial skala besar seperti tumor serta cedera. Sedangkan functional imaging mendiaknosis penyakit dan lesi metabolic pada skala yang lebih kecil/halus seperti penyakit otak Alzheimer, dan digunakan juga untuk penelitian neurologis dan kognitif-psikologi.
Nah... lalu bagaimana sih cara dokter mengetahui bahwa ada kerusakan pada otak kita. Tentunya semua itu tidak luput dari teknologi yang semakin berkembang dan canggih sehingga dengan alat-alat tersebut seorang dokter bisa mengetahui permasalahan apa yang ada pada otak kita dari pengvisualisasian otak yang nanatinya dari hasilpemindaian otak tersebut akan menghasilkan sebuah informasi dalam bentuk diagnose dan Menyusun rencana perawatan.
Berikut ini ada beberapa teknologi pencitraan otak:
- EEG (Electroencephalography)
EEG adalah alat yang digunakan untuk pengukuran aktivitas listrik pada otak dengan merekam dari elektroda yang ditempatkan diatas kulit kepala. EEG ini sering di gunakan untuk eksperimen karena prosesnya yang non-invasif untuk subjek penelitian dan juga dapat mendeteksi perubahan aktivitas listrik di otak pada tingkat milidetik. EEG ini dapat menunjukkan aktivitas otak dalam keadaan psikologis tertentu, seperti saat dalam keadan cemas, takut, ngantuk dan yang lainnya. EEG juga berguna dalam diagnosis kejang dan masalah medis tentang kelebihan atau kekurangan aktivitas pada bagian otak tertentu.
2. CT (Computed Tomography)
CT scan merupakan alat yang dikeluarkanpada tahun 1972 dengan sebutan CAT scan yang berfungsi untuk mendeteksi kondisi otak dengan menggunakan sinar-X dari tabung sinar-X, tetapi menghilangkan banyak superimposisi radiograf dengan mendemonstrasikan tubuh dalam serangkaian bagian. Gambar yang dihasilkan dari scan ini berupa informasi rinci tentang jaringan otak serta strukturnya. Biasanya CT scan ini digunakan untuk mendeteksi kondisi otak orang yang mengalami stroke dan demensia vascular.
3. PET (Positron Emission Tomography)
PETÂ merupakan teknologi pengukur kadar glukosa di otak untuk menggambarkan dimana penembakan saraf terjadi. Cara penggunaannya yakni dengan menggunakan zat pelacak yang disuntikkan kedalam darah saat bagian otak menjadi aktif, lalu darah ini(darah yang berisi pelacak) dikirim untuk mengirimkan oksigen. Hasilnya yakni menciptakan titik-titik yang terlihat, dimana titik-titik ini kemudian akan diambil oleh detector dn digunakan untuk membuat gambar video tentang otak sat melakukan tugas tertentu. Kekurangan dari teknologi PET ini adalah, PET hanya dapat menemukan area umum dariaktivitas otak dan bukan lokasi yang lebih spesifik, harganya mahal dan invasive. PET biasanya digunakan untuk mendiagnosis fungsi vital tubuh, seperti aliran darah, menggnaan oksigen dan metabolism gula darah dan untuk Alzheimer.
4. MRI/fMRI (Magnetic Resonance Imaging/ Fungctional Magnetic Resonance Imaging)
Pengertian dari MRI/fMRI dilansir dari PsychCentral merupakan teknologi scan otak yang menggunakan medan magnet pemindai untuk memengaruhi inti megnetis atom hydrogen sehingga dapat diukur dan diubah menjadi sebuah gambar. Ketika area otak lebih aktif area otak akan mengonsumsi oksigen lebih banyak dan untuk memenuhi peningkata permintaan aliran darah meningkat ke area aktif. Perbedaan dari MRI dan fMRI adalah, MRI menampilkan struktur anatomi sedangkan fMRI mengukur fungsi metabolisme. fMRI biasanya digunakan untuk meghasilkan peta aktivitas yang menunjukkan bagian otak mana yang terlibat dalam proses mental tertentu.
5. MEG (Magnetoencephalography)
Teknologi ini biasanya digunakan untuk mengukur medan magnet yang dihasilkan oleh aktivitas listrik pada otak melalui suatu perangkat yang sangat sensitive yang dikenal dengan nama SQUID. Pengukuran ini biasanya digunakan dalam pengaturan penelitian dan klinis. Fungsi atau kegunaan dri MRG ini adalah untuk membantu ahli bedah dalam melokaslisasi patologi, membantu penelitian dalam menentukan fungsi berbagai bagian dari otak, neurofeedback dan masih banyak lagi.
6. TMS (Transcranial Magnetic Stimulation)
TMS adalah rekomendasi lini pertama untuk pasien dengan msalah depresi yang telah gagal setidaknya 1 antidepresan. TMS ini bekerja dengan menggunakan listrik untuk menghasilkan medan maghnet yang cukup kuat namun hanya hitungan yang sangat singkat yang tugas utamanya yakni bekerja dengan melakukan induksi arus listrik ke dalam otak dengan mneggunakan medan magnet berdenyut yang dihasilkan pada bagian luar otak di dekat kulit kepala.
7. Micro TC (Microtomography)
Micro TC merupakan teknologi pencitraan 3D yang menggunakan sinar-X untuk melihat bagian dalam dari sebuah objek berupa irisan demi irisan. Micro TC ini mirip dengan CT scan atau CAT akan tetapi skala resolusi yang di peroleh adalah skala kecil dengan resolusiyang meningkat dengan ukuran piksel sekecil 100 nanometer dan objek yang dapat dipindai dengan diameter hingga 200 milimeter.
Dengan adanya teknologi ini, dapat mempermudahkan para dokter untuk mengetahui apakah ada masalah pada tubuh kita saat kita mengalami cidera pada bagian-bagian tubuh yang penting  sehingga dokter dapat mengambil tindakan secara langsung terhadap permasalahan yang terjadi pada tubuh kita.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H