Momen lebaran memang selalu membawa kesan yang spesial. Saat masih kecil, kita mungkin sangat bersemangat menunggu THR (Tunjangan Hari Raya) dari orang tua atau kerabat.
Namun, seiring bertambahnya usia, kita mungkin mulai menyadari bahwa THR bukanlah satu-satunya hal yang penting dalam merayakan lebaran.
Namun, faktanya benar bahwa orang dewasa lebih membutuhkan uang daripada anak kecil.
Oleh karena itu, beberapa orang tua atau keluarga telah memodifikasi tradisi ini dengan memberikan THR kepada anak kecil dalam jumlah yang lebih kecil,
sementara orang dewasa menerima THR yang lebih besar atau dalam bentuk lain, seperti bonus atau tunjangan.
Tapi, Mengapa THR dominan diberikan kepada anak kecil?
Malah orang-orang dewasa yang justru perlu dengan uang, mendapat THR lebih sedikit?
Sampai penulis pernah bertanya kepada Bapak
"Pak, kok menawi kulo sing diparingi namung sekedik, menawi adek malah luwih katah to?, padahal kan sing paling betahaken arta kulo, sanes adek tasih alit no, dereng ngertos arta?"
, dijawab kalih bapak "wes dadi budayane wong kene nduk, wes gausah iren-irenan, wes diparingi yo wes bersyukur ngono loh, ra ilok mbanding-mbandingke paringane wong iku".