“Maaf Mbak, BMI-nya lebih 0,2. Dengan berat hati Mbak tidak dapat melanjutkan rangkaian rekrutmen tahap selanjutnya”.
"Glek"!
“Apa sih pentingnya BMI dalam menunjang aktivitas harian kita? Toh saya merasa tidak merasa ada keluhan kesehatan apapun”, ujar saya dalam hati.
Meski dijawab dengan senyuman yang dibuat semanis-manisnya, namun soal rasa dan juga kecewa tentu tak bisa ditutupi begitu saja, bukan?
Selain menjadi salah satu unforgettable moment, kalimat yang keluar dari petugas kesehatan tadi mampu menjadi titik balik dalam kehidupan pribadi saya. Ternyata, usut punya usut, BMI merupakan salah satu parameter kesehatan yang cukup vital. Oh….
BMI dan pengaruhnya Bagi Kesehatan
BMI merupakan singkatan dari body mass indeks. Hingga saat ini, BMI merupakan acuan termudah termudah untuk mengestimasi ideal atau tidaknya berat tubuh seseorang. Pasalnya penghitungan BMI terbilang begitu mudah, cukup dengan membagi berat badan dalam kg dengan tinggi dalam m yang dikuadratkan. Jadi jika tinggi seseorang dengan tinggi badan 165 kg dengan berat mencapai 69 kg, maka BMI-nya adalah 69/(1,65x1,65) yaitu 24,6097 atau dibulatkan menjadi 25,34.
Nah menurut WHO, BMI ini dikategorikan menjadi 3 kelompok yaitu kurus, normal dan gemuk. Untuk kategori pertama masih dibedakan lagi menjadi kekurangan berat badan tingkat berat dan ringan. Begitu pula dengan kategori ketiga ada kelompok kelebihan berat badan tingkat ringan dan berat. Berikut daftar BMI selengkapnya:
Kategori
Kurus
Kekurangan berat badan tingkat berat