Akhir pekan lalu saya menemukan tempat makan baru yang letaknya tidak jauh dari rumah. Namanya Keong Mas Resto. Tidak seperti tempat makan pada umumnya yang kerap "memamerkan" bangunan utamanya, resto ini seolah sengaja menyembunyikan limasan-limasan uniknya pada setiap pengunjung yang datang. Dari jalan raya utama Keong Mas Resto tampak begitu lenggang karena area parkirnya yang terbilang sangat luas. Setelah mendekat, barulah Nampak bangunan-bangunan tradisional bergaya Jawa yang 95% terbuat dari kayu.
Dari sekian menu, gorengan muncul di ronde pertama. Sore itu saya memesan tempe mendoan dan bakwan yang cukup menggoda selera untuk dilewatkan begitu saja. Setelah menandaskan dua buah mendoan, sembari menikmati pemandangan yang tersaji di sekitar area resto sembari ngobrol ngalor-ngidul dengan beberapa kawan. Sayangnya, tak berapa lama kemudian pesanan kami kembali datang. Nasi panas yang masih mengepul itu diatur sejajar dengan sayur lombok ijo, sayur asem, brongkos dan ayam goreng crispy.
"Leh uga nih", ucap saya dalam hati. Meski kurang pedes, tapi kekentalan dan tingkat kegurihan santan di sayur lombok ijo Keong Mas Resto ini pas di lidah saya. Jadi meski waktu itu ngambil kuahnya agak banyakan nggak bikin boyokan, muehehe^^
Setelah berhasil mamancing beberapa potongan jagung manis, daun melinjo dan seirus kacang tanah lengkap dengan beberapa ciduk kuah, saya kembali duduk di meja di pojokan limasan paling depan, yang sedari sore tadi menjelma menjadi basecamp kami. Setelah mencicipi beberapa sendok, ternyata tempat ini menawarkan citarasa manis pada sayur asemnya. Jadi yang menyukai citarasa manis pada sayur non santan, menu ini dapat menjadi pilihan yang cukup menarique. Sampai jumpa di ulasan #RetnoMakanMakan di tempat lainnya yha! Emuah!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H