Mohon tunggu...
Retno Septyorini
Retno Septyorini Mohon Tunggu... Administrasi - Suka makan, sering jalan ^^

Content Creator // Spesialis Media IKKON BEKRAF 2017 // Bisa dijumpai di @retnoseptyorini dan www.retnoseptyorini.com

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Yang Wajib Disiapkan Sebelum Datang ke Kalibiru

21 Agustus 2015   10:52 Diperbarui: 21 Agustus 2015   10:52 109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebenarnya Kalibiru bukanlah lokasi wisata baru di Jogja. Nama Kalibiru semakin mencuat tatkala beredar foto flying fox dengan latar indahnya pemandangan Waduk Sermo. Apalagi dari foto ini kawasan waduk terlihat layaknya pulau kecil yang berada di tengah lautan. Widiiiih pokoknya keliatan bagus banget! Waduk Sermo sendiri merupakan kawasan wisata yang terletak sebelum Kalibiru.

Sejatinya jalan menuju Kalibiru cukup mudah ditemukan. Apalagi ada papan penunjuk jalan yang akan memudahkan Anda selama proses pencarian jalan. Berikut rutenya (dari rumah saya :p): Jalan Wates-Jembatan Progo-teteg sepur kanan-pasar (di kiri/barat) jalan lurus-Pengasih-lalu ambil arah ke Kalibiru/Waduk Sermo. Mudah bukan?

Masuk ke inti masalah, apa saja sih yang wajib dipersiapkan sebelum menyambangi Kalibiru. Ini dia persiapan wajib menurut saya:

  1. Kendaraan dengan performa mesin yang OKE PUNYA. Tak perlu tanya kenapa lah yaw! Jalanan setelah Pengasih naik turun bo’! Siang ini saya boncengan sama si bungsu pake kendaraan roda 2. Entah karena kondisi mesin yang kurang fit (1), sopir yang kurang handal (2) atau kelebihan muatan (3), motor kami tak kuasa menahan beban. Walhasil di jalanan yang tergolong belum curam pun saya kudu jalan. Disini saya ngomel berulang kali.
  1. Sopir dengan performa EXCELLENT. Sopir dengan performa SUPER mutlak diperlukan ya! Setelah melewati hutan, jalanan tergolong curam ya. Naik turunnya nggak ketulungan. Saya pribadi sih belum berani mengendarai kendaraan ke sini lagi. Oiya, pas saya dateng ke sini (habis Lebaran 2015), ada jalan di sekitar hutan yang belum selesai diperbaiki. Walhasil jalanannya ya jug ijag ijug ijag ijug gitu deh. So, jangan lupa untuk memeriksa kondisi ban kendaraan Anda ya!
  1. Karena melewati kawasan hutan (belum tahu ada rute lainnya atau enggak), datanglah minimal pagi atau siang hari. Intinya jangan kepagian ataupun terlalu sore. Ini demi keamanan saja sih.
  1. Ongkos Ticketing

@Rp 4.000 untuk retribusi masuk Waduk Sermo

@Rp 1.000 untuk retribusi masuk kendaraan roda dua di Waduk Sermo

@Rp 10.000 untuk tiket masuk Kalibiru (tiket ini edisi khusus ya, Lebaran).

Biaya di atas diluar ongkos sewa kendaraan, jasa supir, bahan bakar, makan, cari camilan, minuman dan ongkos lainnya ya! Kalau mau naik perahu di Waduk Sermo, menikmati flying fox di Kalibiru atau ngojek buat sampe ke pintu masuk Kalibiru tentu perlu biaya tambahan dengan nominal tertentu.

Oiya, meski terkesan sepele, waktu kedatangan Anda di Kalibiru ternyata menentukan lokasi parkir kendaraannya Anda! Kalau datang di pagi ada kemungkinan Anda bisa memarkir kendaraan lebih dekat dengan pintu masuk, begitu pula sebaliknya. Siang itu saya kebagian lokasi parkir di dekat masjid. Bagi saya sih jaraknya cukup jauh dari pintu masuk. Ditambah lagi sampai tkp sudah siang benderang. Belum lagi rute jalan kaki di kawasan Kalibiru adalah jalanan MENANJAK. Lengkap sudah!

Seperti cerita di bagian pembuka tadi, salah satu daya tarik Kalibiru terletak pada arena flying foxnya. Namun kali ini saya memutuskan untuk tidak naik area permainan yang satu ini. Tanya kenapa? Berikut analisisnya: Setelah dilihat dengan seksama, rasa-rasanya diameter pohonnya lebih kecil dibanding dengan diameter badan saya. Sebagai golongan elf yang berpostur TINGGI dan bongsor, tentu hal ini cukup mempengaruhi mental saya. Udah gitu aja alasannya :D

Oiya, sewaktu saya datang ke sini, ada wisatawan yang terkena reruntuhan batu. Wlhasil pihak keluarga melaporkannya pada pihak yang berwanang. Meski hanya batu kecil, tapi kalau jatuh dari ketinggian tentu bisa membahayakan. Karena itu, tidak ada salahnya jika Anda menggunakan topi sebagai pelindung kepala. Jangan lupa pula untuk memakai alas kaki yang nyaman. Sejujurnya saya tidak habis pikir ada lho embak-embak atau ibu-ibu yang kuat pakai high heels saat berkunjung di sini. Sampai jumpa di perjalanan selanjutnya ya!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun