Aku ingin melihat langit dari kota yang berbeda, merasakan menjadi manusia asing untuk menebus semua kesalahan yang pernah tercipta karena ulah perasaan. Aku ingin merasakan menjadi kamu, yang terpisah jauh dari orang-orang tersayang demi masa depan dan demi menghindari aku. Terima kasih telah mengajarkan aku arti sebuah ketulusan yang teramat sangat. Berkatmu aku bisa memaknai hidupku, bahwa aku harus selalu berjuang, karena ada pengorbanan yang begitu besar pernah orang lain lakukan padaku.
Aku ingin belajar pada langit yang tetap biru meski dimanapun aku melihatnya. Aku ingin belajar dari terpaan angin bus yg membuat aku sesekali termenung memikirkan rumah dan orang-orang di dalamnya. Aku ingin belajar dari tangisan rindu yang tiap malam ku lantunkan hanya karena rindu pada rumah dan jalan becek di belakang sekolah.
Aku tak sabar dengan petualangan baru, ku harap semesta mendengar dan mengabulkan doaku. Berharap langit biru di kota yang berbeda segera menantiku untuk menulis kisah baru yang belum pernah ada di kepala sebelum ini. Segeralah datang menjemput, aku tak sabar ingin berkelana, kemana saja untuk mencari diriku yang tersesat dalam kikuk kota ini.
Padang, 23 Juli 2018
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H