Mohon tunggu...
Liria Lase
Liria Lase Mohon Tunggu... Karyawan Swasta -

Melankolis, Pecinta Senja, Laut dan Hujan. www.airpecah.blogspot.co.id https://www.wattpad.com/user/lirialase https://www.tumblr.com/blog/airpecah

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Jodoh

7 Agustus 2017   20:19 Diperbarui: 7 Agustus 2017   20:36 467
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Aku bisa apa Naya? Orang tuamu sudah menerima lamaran Edo untukmu. Tolong kamu jelaskan kita ini sedang apa? Dua tahun bukan waktu yang sebentar untuk bersama"

"Bram, aku sudah sangat bersabar menunggu kepastian darimu. Berulang kali aku bertanya kapan datang bertemu dengan orang tua ku, ternyata kamu tak cukup nyali untuk itu? Aku ini perempuan, dua tahun bersama artinya kau sudah mengenal ku dengan cukup. Lalu kau hanya menyanggupiku sebatas pacar. Aku ini perempuan, aku ingin kepastian darimu"

"Bahasa apalagi yang harus kuucapkan padamu Nay? Aku akan datang kepada orang tuamu jika waktunya sudah tepat. Aku janji untuk itu"

"Waktu yang tepat menurutmu, bukan menurut ku. Hubungan itu berdua Bram, bukan sendiri. Aku tak tau kapan waktu yang tepat menurutmu itu. Aku rasa ini memang jalan terbaik untuk hubungan ini. Jangan ada kata kita lagi. Aku sudah cukup sabar menunggu Bram. Terima kasih untuk cinta terbaik darimu"

"Nay, kamu masih ingat dengan pertanyaanmu dulu? Kamu bertanya  jika nanti kamu tidak lagi mencintaiku, apa yang akan aku lakukan?  Saat itu aku menjawabnya bahwa aku akan membuat kamu mencintaiku lagi. Namun untuk perihal yang satu ini, aku harus mengingkarinya. Sekeras apapun aku berusaha untuk membuatmu jatuh cinta lagi, kau tetap akan bersama Edo kan"

"Bram, maafkan aku"

"Aku maafkan Nay, dengan ketidakikhlasanku"

"Bram maafkan aku. Maaf"

===================================================================

Hari hari berlalu, lamaran Edo terus berlanjut. Keluarga besar telah berkumpul untuk menentukan tanggal pernikahan. Di kamarnya Naya masih tidak mampu menjelaskan perasaan apa yang sedang berkecamuk di hatinya. Bukan bahagia, namun bukan juga kesedihan. Naya ingin menangis, namun tidak bisa. Naya hanya sering mematung sendiri di depan cermin kamarnya.

"Ada apa Naya? Kamu masih kepikiran dengan Bram?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun