Mohon tunggu...
Lira VirnaSukaidah
Lira VirnaSukaidah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

diam tidak dapat merubah apapun

Selanjutnya

Tutup

Diary

Kita Tidak Pernah Satu

10 November 2024   14:30 Diperbarui: 10 November 2024   14:30 12
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Aku menyadari bahwa kisah yang tampak selesai sebenarnya tidak pernah dimulai. Kedekatan kita kemarin telah membawamu ke dalam ruang kecil di dalam hatiku yang ku harapkan selalu menjadi tempatmu. Setiap tawa yang terbagi dalam kenyamanan, ada permainan kata-kata yang seolah tidak pernah sepenuhnya mekar. 

Nyatanya, kedekatan kita tidak pernah mampu berubah menjadi sebuah hubungan yang nyata. Kita seperti berjalan pada tali tipis antara teman atau sesuatu yang lebih dari itu, takut untuk melangkah terlalu jauh dan mengungkapkan apa yang ada, mengungkapkan perasaan yang telah mengakar dalam hati atau mengakhiri tali yang tak pernah diikat dengan erat. Aku terjebak pada labirin perasaan yang rumit, diantara kata kata yang tak mampu terucap dan diantara ruang ketidakpastian. 

Bagaimana mungkin hati ini begitu kuat terhubung pada seseorang yang seolah hanya bersinggungan dengan kehidupanku. Ya, meskipun kita pernah saling menyentuh, meskipun kita pernah merasakan hangatnya genggaman tangan sepertinya memilikimu tidak pernah menjadi bagian dari akhir cerita ini. Terkadang aku merenung dibawah langit yang gelap, terkadang aku menangis. Aku tidak ingin seorang pun menyaksikan kepedihan atas perasaan yang aku libatkan begitu cepat tentangmu. 

Aku menyadari bahwa aku tidak memiliki kemampuan untuk terus bertahan di dalam labirin ketidakpastian ini. Aku harus mampu menarik diri secepat mungkin dari dirimu. Aku harus menyelamatkan diriku karena aku sadar bahwa pada akhirnya cerita kita tidak pernah menjadi nyata. Aku tidak bisa terus berdiam pada ruang di antara tengah tengah apa yang hampir terjadi dan apa yang seharusnya terjadi, aku harus membebaskan diriku dari situasi yang tidak pernah berkembang menjadi apapun. 

Entah aku yang tidak memiliki keberanian untuk bertindak dan hanya bisa menunggu, atau memang kamu yang tidak ingin kedekatan ini memiliki arah yang jelas. Terlepas dari apa pun itu, terimakasih telah menjadi bagian dari sebuah perjalananku. Memang benar, tidak setiap yang hadir akan tetap bersama hingga akhir. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun