Sudah kita ketahui bersama, bahwa hampir di setiap daerah di Indonesia berlomba-lomba untuk mempercantik diri dengan melakukan pembangunan di berbagai sektor. Karena perubahan itu pasti. Bilamana kita tidak mengikuti perkembangannya, kita akan tertinggal. Tapi perlu diingat, setiap perubahan akan membawa dampak. Positif dan negatif. Positifnya, jika itu merupakan daerah pinggiran dan sepi, dengan adanya pembangunan menjadi lebih ramai, tingkat perekonomian masyarakat naik, segala informasi lebih mudah diakses dan sebagainya. Namun apakah kita memikirkan dampak negatifnya ? Banyak tanaman atau pohon-pohon besar yang notabene bisa menyerap CO2 menjadi berkurang karena ditebang. Otomatis polusi udara maupun suara meningkat, udara semakin panas. Global warming tidak bisa dielakkan.
Apa yang bisa kita lakukan ? Sedangkan kita hidup dan beraktivitas diantara perubahan dan itu. Mengadakan gerakan anti pembangunan ? Tidak mungkin ! Jelas akan panjang urusannya. Apalagi kalau kita hanya rakyat biasa. Untuk menjadi orang besar, tidak harus melakukan hal-hal yang besar. Lakukan saja sesuai kemampuan kita. Sekecil apapun itu, akan ada manfaatnya daripada tidak melakukan apapun.
Kita pasti pernah ke pasar, terutama kaum hawa. Â Sekedar memberi bumbu dapur ataupun cabe. Kita juga pasti pernah membeli buah. Nah, alangkah baiknya jika bumbu dapur sudah dipakai tidak kita buang begitu saja. Misalnya sereh. Setelah kita pakai untuk memasak, pangkalnya jangan dibuang. Taruh saja di dalam gelas air mineral yang sudah diberi air tentunya. Masukkan saja sisa pangkak sereh tadi. Tunggu beberap hari, maka akan tumbuh akarnya. Bila sudah dirasa cukup untuk ditanam, bisa kita tanam di halaman. Bila sudah minim lahan, bisa menggunakan pot. Begitu juga dengan biji cabe, semangka maupun srikaya.
Saya sudah lama melakukan itu dan sudah merasakan hasilnya. Selain rumah semakin asri, bisa irit juga. Misalnya mau masak yang memerlukan cabe dan sereh, tidak perlu beli. Tinggal mengambil saja. Begitupun dengan semangka dan srikaya. Buah-buahan dijamin organik. Karena tidak menggunakan suntikan atau bahan-bahan kimia dalam perawatannya. Selain disiram, pemupukan menggunakan pupuk kandang atau kompos. Atau bisa juga menggunakan air rendaman kulit bawah merah dan putih. Selain bisa menyuburkan tanaman juga bisa untuk mencegah hama.Â
Selain itu, jika sedang bepergian dan membeli buah yang mengandung biji. Bijinya bisa kita buang di pinggir jalan, sedang kulitnya kita buang ke tempat sampah. Bagaimana dengan perawatannya ? Bagaimana kalau sampai mati ? Mengenai perawatan, kita memang tidak merawatnya. Tapi Tuhan yang akan memeliharanya. Dan jika sampai tumbuh besar dan berbuah, biarlah orang lain yang menikmatinya. Tidak semua yang kita tanam, harus kita yang menikmati.  Namun, dengan melakukan hal tersebut setidaknya kita telah membantu mengurangi polusi dan global warming meskipun dengan cara yang sangat sederhana. Biarlah alam yang mencatat dan bekerja dengan caranya sendiri.
#BlogCompetitionMetasik
#KebajikanMettasik
#MaybankFinance
#KomunitasPenulisMettasik