Mohon tunggu...
Lipul El Pupaka
Lipul El Pupaka Mohon Tunggu... Wiraswasta - lagi malas malasnya

ini bio belum diisi

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Sayang, di Manakah Kau Kini?

12 Maret 2014   23:16 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:00 490
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi (baltyra.com)

ilustrasi (baltyra.com) _

Tahun demi tahun terus beredar bagaimana kabarmu tak lagi kutahu aku telah banyak belajar sabar tak lagi sangat hasrat untuk bertemu.

Kadang pandang sayuku menyinar berpendar saat di antara pejalan kulihat kelebat punggungmu bergegas kuayun langkah untuk mengejar berharap dapat sekedar menyapamu Tetapi, sungguh tatapanmu surya membakar bagai bunga sepatu ku hanya menunduk malu dan alangkah suaramu berat membawa getar membuat lidahku kelu dan bibir mengatup bisu.

Seperti mawar di rumpun belukar kupendam dalam perasaanku padamu setelah bertahun, berita dirimu ingin kudengar aku masih mengagumimu, seperti dahulu. Waktu yang angkuh tak acuh saja berputar kini pupus angan jadi kenangan lalu bagai langit yang birunya tiada pudar bayanganmu tinggal kekal menaungi sukmaku.

Sayang, dimanakah kau kini? dimanakah alamat tempatmu berada sekarang? surat terakhir kau kirim dari negeri seberang kubaca berulang-ulang; dengan dada terguncang setiap hari satu angka di penanggalan kusilang mungkinkah engkau kembali setelah sekian tahun berbilang kata orang cinta sejati tak akan pernah hilang cintaku padamu tumbuh lebat menjulang; berbunga bagai ilalang di bawah langit senja bergoyang melambai bagai gelombang.

Tetapi dimanakah kau kini, Sayang? wajahmu tetap terbayang swaramu kerap terngiang mengenangmu membuat mataku basah berlinang seperti telaga kesedihanku dalam diam menggenang siang dan malam hari terasa lamban lagi panjang terik matahari meradang garang angin kelam tak henti mengerang tak pernah kusut dan tetap bersih kain penutup ranjang aku tak dapat berbaring tidur menunggumu kembali pulang hanya duduk menunduk dalam redup cahaya dan remang ruang.

: Sayang... aku menunggumu pulang.

==O.o.O==

Bengkulu, 05 Maret 2014 [LEP] - #PenaIlusi FAMili : IDFAM2015M

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun