SAJAK MENGENANG TRAGEDI MEI 1998 Karya : Pena Ilusi
Meriau mendung menutup matahari Hawa angkara menutup mata hati Iri dengki dan dendam benci Adalah jahannam dalam dada insani
Bagai air membanjiri desa Begitulah pula api menjalari kota Bagai cobra merayapi belukar belantara Begitulah pula sangka-sangka menulari benak manusia
Dari atas dan bawah siksa-ria membahana Di kelilingi pertikaian dan pemerkosaan seru membara Lapar dan takut menyatu dalam balutan busana Setia menyelubungi segenap raga dan sukma
Napas-napas cemas menghembus Khawatir akan peluru panas menembus Bumi ini macam bumi yang tandus Hati manusia macam hati yang hangus Mendamba angin sejuk nan sayu berhembus Menanti rintik hujan turun dari surga firdaus
Waktu itu adalah waktu kerusuhan Darah-darah deras bercucuran Nyawa-nyawa telah dipersembahkan Di altar agung telah dibakar korban-korban Yang kini tinggal ratap sesal dan harap-harapan
Ba'da fajar menempuh malam Rimba-rimba terbakar semusim pun padam Bibit benih tersisa masih melamun terpendam Menanti bersemi dan mekar dari rahim suci lingkaran alam
==O.o.O==
"Didedikasikan untuk korban tragedi bulan Mei 1998"
Bengkulu, Mei 2014
Sumber ilustrasi : Bukutang.com