Mohon tunggu...
Lipul El Pupaka
Lipul El Pupaka Mohon Tunggu... Wiraswasta - lagi malas malasnya

ini bio belum diisi

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Membungkam Priayi!

18 Februari 2014   08:03 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:43 670
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

[caption id="attachment_312555" align="alignnone" width="620" caption="ilustrasi (blogu.lu)"][/caption] ***

Aku tak melihat Karena aku buta Aku tak mendengar Karena aku tuli Aku tak menyapa Karena aku bisu Aku tak melangkah Karena aku mengharamkan

"cukup kudiam mempelajari"

Aku buta Tuli Bisu Haram : Bersentuhan pada lantunan setan

Berdengung ucap tak bertuan Menusuk tajam dalam pandangan Di halaman rumah Tuhan Kuredamkan jiwa dalam kemarahan

Bersinggungan jiwa bak dewa Pada kata yang menjelma Menyirat berbagai macam makna Dalam hidup nyata dan maya Ah. Percuma! Itu tak dipahami kami yang jelata Ucapmu terlalu banyak teorika Tanpa ada bukti dan fakta

Hei kau, berkata tinggi Ini hidup pastilah mati Belajarlah bersifat padi Bukan pada ilalang jadi Lakumu bak priayi Namun tak banyak disukai

Padamu yang membuli Teruntukmu yang mencibiri : ____ Berhentilah, segera intropeksi diri karena banyak yang benci !

=====*^*===== "teruntuk tetangga yang sering mencibiri/mengkritisi disekitarnya (termasuk aku) tanpa bukti" Rumah Ilusi Kebebasan, Bengkulu, 18 Februari 2014 Lipul El Pupaka - #PenaIlusi

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun