[caption id="attachment_307192" align="aligncenter" width="376" caption="ilustrasi (azfar2011.blogspot.com)"][/caption]
^*^
Suara itu kan menggeletarkan telinga Dia bertanya Bertanya pada singkat kata, : Man Robbuka? : Man Nabiyuka?
Benarkan pertanyaannya seperti itu? Tidakkah itu mengingatkanmu suatu waktu? Di masa kecilmu saat melihat anak-anak lain Masuk ruangan diajari berdoa-doa puja?
Kau kan heran kok tak ditanya nama ibu Dan bapak yang memapah menyemberangi jalan raya Padahal kau lebih merindukan keduanya Melebihi apapun, melebihi siapapun Begitu bukan?
Lalu, Kau berpikir, Ah, semua ini settingan malaikat dan Tuhan Mereka semuanya segundalan Hendak menyiksamu dalam api jahannam Dengan menutupi susur galurmu
Lalu suara itu bertanya lagi, : Man Sohibuka?
Kau menunjuk sahabat karibmu Orang-orang melata itu Yang tawa paling riangnya adalah tangis Paling haru, haru sekali
Banyak yang tertawa pada caramu menjawab : "hahahaha" Namun kau pun memandangnya Dengan lakumu yang sahaja sekali Dan itulah kau, ikut tertawa pula
Lagi, lagi suara itu menanyakanmu : Man Kitabuka? : Ila aina kiblatuka?
Kau tak perlu menjawabnya Ya, kau tidur saja Tanpa di ganggu mimpi cela Tentang abjad dan arahnya