Mohon tunggu...
Lipul El Pupaka
Lipul El Pupaka Mohon Tunggu... Wiraswasta - lagi malas malasnya

ini bio belum diisi

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Di Tubuh Mu’allaqat dan Mufaddaliyat

18 Januari 2014   04:46 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:43 99
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_306436" align="alignnone" width="600" caption="ilustrasi (twitter.com)"][/caption]

/-/ : Di tubuh Mu'allaqat dan Mufaddaliyat Aku tersudut di pojok bumi yang maha luas. Menyaksikan mimpi semua insan menjadi nyata. Lalu aku terlolong, menapaki udara yang kian parau menghunus tenggorokanku yang tak mampu lagi berucap apalagi menjerit. Memanggil mimpi dan khayalku yang terus menghilang.

/-/ : Di tubuh Mu'allaqat dan Mufaddaliyat Mendapatiku teronggok dengan kebodohan, kenaifan dan kesiaan. Menyadariku ada hanya dalam kegagalan dan tak berpengharapan. Aku tak dapat mendaki, karena bukit itupun tak pernah ada. Aku terengah menyusuri jalanku yang ternyata hanya gumpalan kabut menengadah langit. Bayanganku lumat terbakar oleh kekuatan matahari. Angin merepihku dan kemudian berlayar seraya membawa gunungan mimpi dan khayalku.

Pada ilusi ruang klise, sayapku tak dapat terbang, karena memang dia tak pernah ada. Kakiku tak dapat menapak, karena dia sudah lumpuh sejak lama. Hanya tangan lelahku yang terus bergerak untuk menggapai, mengepak dan melangkah. Namun kegagalan dan selalu kegagalan yang di raih.

/-/ : Di tubuh Mu'allaqat dan Mufaddaliyat Aku tersudut di pojok bumi yang maha luas. Meringkuk tangis, telanjangi diri mensyukuri kehinaan pada sisa makhluk akhir zaman atasku. *^*

NB : Mu'allaqat dan Mufaddaliyat adalah dua karya sastra besar dari sastrawan Jahiliyah Arab di zaman Rasulullah SAW. Dalam dua sastra ini terdapat tradisi unik para penyair di sekitar Ka'bah mereka menggantung puisi-puisi terbaik mereka di dinding Ka'bah sebagai simbol kebesaran dan kebanggaan suku atau ras masing-masing.

Bengkulu, 31 ‎Desember ‎2013, ‏‎04:47:39 WIB

Yo Soy El Mejor Para Ti...! Lipul El Pupaka ~ #PenaIlusi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun