Mohon tunggu...
Lipul El Pupaka
Lipul El Pupaka Mohon Tunggu... Wiraswasta - lagi malas malasnya

ini bio belum diisi

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Aku Menyetubuhi Puisiku

30 Maret 2014   12:39 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:18 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1396132132922026590


AKU MENYETUBUHI PUISIKU
Karya : Pena Ilusi
___

menjelaga tubuhku pun aku rela
selamanya aku ‘kan tetap bersamanya
merajut melukis dikara ribuan aksara
dalam syahdu mendayunya belaian rima

...A...
...E...
...I...
...O...
...U...
logat desah rimaku padanya
tersaji berlarik-larik memain bahasa
hingga bergetar semesta tubuhku oleh nektar diksi-diksi
yang mengutuk hidupku hanya dia yang kudu di gilai

__"ah... kau sungguh bisa meluluhlantakkan imajiku"
"hingga aku benar-benar gila oleh senandung indahmu"

begitu ucapku, di bait tiga pada tubuhnya.

dan kini kuputuskan bercakap
antara kita harus berucap ijab
kau harus bisa bertanggungjawab
atas apa-apa yang tlah kau ungkap
agar di antara kita tiada pernah senyap
apa lagi sampai lenyap

sekarang coba kau pandang ronaku
perhatikan setiap detak nadiku
dan rasakan gelagat aliran hangat napasku
nah, semua itu adalah tentangmu
semburat adiluhung tubuhmu

maka dari itu
izinkan aku menyetubuhimu selalu
bersatupadu tanpa ada sekatan jemu
melumat lembaran diksi yang tersuguh
hingga ajal yang memisahkan kau dan aku

dan di bait tubuhmu yang terakhir
kembali kuingatkan bahwa kita harus berikrar
ikrar setia sepanjang zaman
"apapun yang terjadi kita harus selalu bergandengan"
"apapun yang terjadi kau harus rela disetubuhi setiap detak waktu berjalan"
"karena kau wahai puisiku, adalah pengontrol batin kala aku di terpa kegundahgulanaan"

==O.o.O==
Bengkulu, 30 Maret 2014

SUMBER ILUSTRASI disini

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun