Mohon tunggu...
Lipul El Pupaka
Lipul El Pupaka Mohon Tunggu... Wiraswasta - lagi malas malasnya

ini bio belum diisi

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Buka Topeng Manusia Bertopeng

17 April 2014   04:18 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:35 278
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

BUKA TOPENG MANUSIA BERTOPENG
Karya : Pena Ilusi

Tiga kali lebih aku mengatakan
Tiada berguna aku menghiraukan
Tiada bermanfaat aku bermarahan
Tunggu saja di hari-hari ke depan
Tepat di sana kau ‘kan di terpa penyesalan
Tapi aku,
Tertawa dalam sesukaku
Terkuak sudah segala busukmu
Tumbanglah kau. Mati digerogoti anjing-anjingmu

Jadi satu; tiga dibagi tiga
Jangan ada sesal yang kau cerita
Jika sesal itu sempat kau kata
Jari tengahku untuk kau bermuka
Jari tengahku untuk kau yang muna'

Jangan kau lupa pula
Jejak yang telah di buat tak akan lagi jadi cerita
Jejak-jejak itu akan terkikis oleh masa
Jiwa jumawamu,
Jadi luka bagi dirimu itu
Jati diriku
Jati diri yang patut berbahagia selalu

Hahaha
Apa?
Apa?
Dan apa?
Astaghfirullah,
Mughaladzah itulah yang pantas kukata
Ya... tubuhmu tak pantas untuk di terima
Lebih tepatnya kau pergi saja ke neraka
Memainkan api-api untuk kau cecah ke muka
Lakukan sendiri dengan suka rela:
Tanpa paksa oleh siapa-siapa

Woy... sudahlah,
Sudah kupahami semuanya
Kau itu hanya berhijab tak sempurna
Menutupi noktah munafik raut muka
Melihat tingkahmu lagi aku tak ada rencana
Memalukan sangat melihatmu berasa dewa

Woy... bolehkan aku tertawa?
Tertawa terbahak dalam suka-ria
Melihat kau terombang-ambing di sana
Hahaha
Kau tak boleh marah
Ini hanya puisi yang perlu aku baca
Bila tak suka abaikan saja
Tidaklah perlu berpusing kepala
Mohon maaflah ya,
Mohon maaf bila puisiku ada salah-salah kata

==O.o.O==
Bengkulu, April 2014

Ilustrasi : bukutang.blogspot.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun