Mohon tunggu...
Lipul El Pupaka
Lipul El Pupaka Mohon Tunggu... Wiraswasta - lagi malas malasnya

ini bio belum diisi

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Surat Untuk Aquina: Merindu

13 Mei 2014   20:16 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:32 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

SURAT UNTUK AQUINA : MERINDU Karya : Pena Ilusi

Dear Aquina, Lagi-lagi aku mengingat tentang dikau yang telah jauh di sana. Bersembunyi dalam hasrat rasa beraga, bersenandung dalam buaian syahdu dunia. Hingga pada hari ini kuputuskan untuk mengirimkan sepucuk surat lusuh kepadamu.

Aquina, kaulah sahabat yang menjadi cinta. Yaaah, aku telah mengenal sosokmu sejak sekolah menengah dulu. Aku mengajarkan Bahasa Arab dan Sejarah kepadamu, kau memberi contekan matematika dan IPA di ujian itu. Tetapi aku baru tersadar kini, di antara kita ada jarak -- meski hanya setipis kulit ari -- yang memisahkan kita hingga sejauh dua benua dan dua negara dalam waktu berbeda

O... Aquina, Adakah kau temukan juga salju, taburan kapas di atas hamparan beledu, yang menggantikan panas kemarau dan kepulan debu mengebu? Padahal dulu tiada pernah itu kita pusingkan karena tak punya kepentingan dan beban ragam kemauan, yang lantas menjelma bak stigma trauma bekas luka yang nyerinya belum lepas terlupa, begitu terasa tiap hawa dingin menimpa.

Bukankah pernah kita rasakan getar yang lebih purba, menjalar menghentak ketika tergeletak berdua dan saat pori-pori kulitku mengecup pori-porimu begitu lekatnya. Kala itu Aquina, kala kupu-kupu beku di kelopak batu, sepasang sayapnya lumpuh dan kaku, lalu menempuh cuaca pun tak lagi berasa mampu. Namun itulah hasrat kita, tubuhmu dan tubuhku ternyata cuma kenal satu bahasa, butuh damba dan dahaga yang sama.

Sekarang entahlah, kau telah bawa tubuhmu lari menyebrang samudera ke Negeri Matador. ---Negeri yang kukenal hanya lewat serial televisi dan berita koran pagi. Tentang bangunan megah Alhambra di pinggiran Kota Granada, tentang Santiago Bernabéu Stadium nan indah di Kota Madrid.

Sungguh benar aku tak perlu malu mengaku selalu merinduimu tersedu-sedu. Tak berdaya aku kangen dikau, Si gadis lembut gemulai tinggi semampai: Aquina. -*- Duhai Aquina, kapan kau kembali? Untuk menjalani hari-hari indah bersama seperti dulu lagi. Harapku selama kau di sana selalu dalam kebahagiaan bersama kasih-Nya.

Yo soy El major Para Ti : Lipul El Pupaka.

==O.o.O== Bengkulu, 2014 Sumber Ilustrasi : www.BUKUTANG.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun