Mohon tunggu...
Lipstick
Lipstick Mohon Tunggu... -

don't KEEP CALM it's time to move on!!

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Valentine: Jangan Nonton Film Fifty Shades of Grey di Indonesia

6 Februari 2015   19:06 Diperbarui: 17 Juni 2015   11:43 937
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
www.themoviefiftyshadesofgrey.com

[caption id="" align="aligncenter" width="421" caption="www.themoviefiftyshadesofgrey.com"][/caption] Bulan Februari adalah bulan penuh kontroversi. Di satu pihak banyak yang menunggu-nunggu bulan ini karena akan melakukan hal-hal spesial seperti mengajak makan malam pasangannya, memberikan kado valentine, melamar pacarnya  untuk menjadi istrinya, dan banyak peristiwa romantis lainnya. Bagi keluarga juga banyak melakukan hal-hal yang bersifat kasih sayang, dari anak ke orang tua, ke kakek nenek, ke saudara, antara pasangan suami istri, sahabat dan teman, atau kemana saja yang positif.

Sisi negatifnya adalah (katanya) melepaskan keperawanan, beli coklat berhadiah kondom untuk pacar (merayu pacar dengan coklat dan alat proteksi kehamilan serta penyakit sex), dan katanya lagi penjualan kondom ramai atau laku keras.....(entah siapa yang bikin data penjualan). Satu lagi yang pasti negatif adalah film Fifty Shades of Grey kalau sampai diijinkan diputar di bioskop di Indonesia.

Belum ada kabar, atau saya belum baca berita kalau film ini akan atau tidak akan diputar di Indonesia. Tapi di situs bioskop 21 ada rencana akan diputar film tersebut bulan Februari dan tanggal tayangnya  belum jelas. Sedangkan di Amerika sekitar tanggal 13 Februari, di Singapura tanggal 12 Februari. Malaysia yang rencananya tanggal 12 bulan ini, sudah melarangnya menurut berita di BBC Indonesia.

Hayoooo.... Lembaga Sensor Film cepat beritakan kalau film ini tidak boleh tayang di Indonesia, apakah harus nunggu seperti film Noah, yang sudah diiklankan lantas dilarang? Atau bingung kasih keputusan? Tidak usah bingung, orang awam macam saya saja bisa kok kasih keputusan, yaitu MELARANG diputar di bioskop manapun di wilayah Indonesia.

Alasannya klasik dan simpel saja , orang Indonesia itu adalah bangsa yang berbudaya tinggi. Menjunjung nilai-nilai norma-norma kehidupan yang santun (apalagi dalam berhubungan sex). Walaupun bukan negara agama, tapi dengan mayoritas penduduk muslim, sangatlah tidak seseuai dengan ajaran agama Islam, tidak sesuai dengan ajaran agama manapun. Bangsa Indonesia adalah bangsa peniru, takutnya adegan yang tidak pantas di film tersebut akan ditiru oleh orang Indonesia, bisa rusak generasi muda (generasi tua dan generasi anak-anak) bangsa ini. Banyak sekali alasan kalau mau dicari.

Di negara lain film ini juga banyak menuai protes, bahkan muncul di Twitter hastag #50dollarsnot50shades. Sumbangkan uang $50 untuk beli tiket film dan popcorn ke tempat penampungan wanita yang menjadi korban kekerasan sex. Ada juga yang berpendapat, tidak banyak atau jarang ada wanita yang bernasib untung seperti Anna setelah bertemu dengan Christian yang menganut pola sex BDSM, justru lebih banyak yang berakhir di penampungan atau meninggal. Jangan malu-malu Indonesia untuk mengikuti langkah Malaysia, walaupun negara itu telah menghina TKI kita. Bagi yang penasaran dengan cerita Fifty Shades of Grey bisa cari bukunya di internet, download ebooknya, baca dalam bahasa Inggris, jangan terjemahan Indonesia (kalaupun ada). Yang malas baca dan mau nonton saja, siapkan tiket ke Singapura dan nonton dengan tenang di sana, daripada nonton di Indonesia (iya kalau beredar) bisa-bisa difentung sama "polisi moral". Tulisan lain tentang Fifty Shades of Gray: Siapa yang Boleh dan Bisa Baca Buku Trilogi Fifty Shades

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun