[caption id="" align="aligncenter" width="585" caption="International BDSM Symbol (www.bookloversinc.com)"][/caption]
Buku trilogi Fifty Shades Of Grey, Darker dan Freed telah mengguncang dunia percintaan, apalagi kalau gaya bercintanya atau lebih tepatnya gaya bermain sex-nya lebih ke arah BDSM.
Penjabaran BDSM adalah:
BD (Bondage and Discipline = ketergantungan dan ketertiban)
DS (Dominant and Submission = kekuasaan dan kepatuhan)
SM (Sadism and Masochism = sadisme dan kesenangan karena disiksa)
Membaca komentar dari beberapa pembaca di luar negri, yang tadinya malas baca jadi penasaran. Ada yang berkomentar kalau penulis E L James memindahkan tokoh Edward dan Bella di Twilight Series ke tokoh Christian dan Ana di Fifty Shades, terlalu banyak kata atau kalimat yang diulang-ulang dan mempertanyakan kemana si editor buku ini, mempertanyakan kembali umur si pengarang E L James karena ceritanya terlalu muda. Bahkan ada yang menyarankan untuk jangan buang uang untuk beli buku ini, tapi nonton saja filmnya (hahahaha….. tidak perlu capek-capek berfantasi liar, mungkin ini maksudnya).
Akhirnya mulailah mencari ebook gratisan alias bajakan (maaf ya James….). Awalnya berhasil mengunduh dua buku, setelah melewatibeberapa bab dari buku pertama, langsung mencari-cari buku ketiga, syukurlah dapat juga (hahahaha…..).
Setelah habis baca buku pertama, apa sih hebohnya buku ini? Sedikit banyak komentar-komentar pembaca di atas ada benarnya juga. Memang ada kemiripan antara Edward-Bella dengan Christian-Ana. Penggambaran tokoh Christian agak miriplah dengan Edward kecuali dia bukan vampire tapi seorang yang mempunyai unsur bondage, dominant, dan sadis. Bella dan Ana mungkin sama-sama digambarkan sebagai wanita yang naif lugu, perawan, berambut gelap, dan unik.
Pengulangan kata-kata atau kalimat mungkin tidak bermasalah kalau tidak terlalu banyak dan mengganggu. Seberapa banyaknya sehingga nyaman dibaca, tentunya seorang editor yang canggih dan berpengalaman yang mengetahui dengan pasti (salahkan pada si editor….hahahahaha). Paling banyak di keluhkan pembaca di antaranya adalah: I fown. He frowns. I flush. I blush. He runs his hand through his hair. I grin. He grins. I smirk. He smirks. I blink. Dan masih banyak lagi….
Kedua tokoh cerita ini beserta teman-temannya berumur di bawah 30 tahun. Ana 22 tahun dan Christian 27 tahun. Christian adalah seorang billionaire (semua cerita romance pasti si cowok itu adalah seorang yang amat sangat kaya raya, harta tidak akan habis sampai puluhan turunan bukan tujuh turunan lagi….). Ada yang mempertanyakan kapan si Christian kerja? Karena di buku jarang digambarkan dia kerja di kantor, lebih banyak telpon, email, jarang sms tapi punya waktu untuk menguntit (stalking) Ana kemana saja.
Bagi yang ingin baca buku trilogi fifty shades, saran saya baca dalam bahasa Inggris. Karena kalau tunggu terjemahannya ke bahasa Indonesia, tidak akan dapat gregetnya. Lagi pula kalau diterjemahkan ke Indonesia apa gak takut didemo sama FPI dkk? (hahahaha…..bukankah batasan porno dan seni tergantung FPI, komentar dari salah satu kompasianer).
Apakah setelah baca buku ini ilmu sex menjadi tambah? Tentu saja! Yang tidak tahu tentang BDSM jadi tahu. Apakah akan ikut-ikutan berlaku seperti Christian bagi para pria Indonesia? Mungkin bisa terpengaruh, pingin coba-coba praktekin ke pacarnya atau istrinya, sedangkan perempuan Indonesia yang masih perawan jadi ikut penasaran juga atau malah jadi pintar kalau menghadapi pria yang orientasi sexualnya dominan dan sadis. Bisa jadi setelah baca buku ini tanpa disadari ternyata termasuk salah satu dari mereka, Christian atau Ana?
Siapa saja yang boleh atau bisa baca buku ini?
Saran saya di atas 21 tahun (dianggap umur dewasa secara hukum), tapi bukan itu saja, kematangan berpikir dan memutuskan sesuatu itu hukumnya wajib. Banyak orang yang umurnya sudah jauh di atas 21 tahun, tapi pikirannya masih seperti anak 16 tahun. Kaum agamis tidak disarankan membaca buku ini, tidak sesuai….bisa-bisa sumpah serapah yang keluar akhirnya malah nyebar fitnah. Kaum non agamis terserah, karena resiko ditanggung oleh pembaca bukan penulis, editor atau penerbit, kecuali penerbit di Indonesia (kalau ada penerbit yang sudah beli lisensi) bisa untung karena banyak yang beli sesudah itu rugi karena disuruh tarik, bakar, dituntut ke pengadilan dan minta maaf ke publik dan bisa berakhir di penjara.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H