Setelah melihat kasus-kasus yang bermunculan sekarang ini, mulai dari makelar kasus pajak, kasus Susno Duaji, kasus KPK, kasus Century dll, saya sebagai seorang awam di bidang polhukam merasakan krisis kepercayaan saya sudah berada pada level terendah. Saya sudah tidak percaya pada institusi negara manapun.
Bagaimana seorang awam hukum mau mengadukan suatu masalah ke Institusi Polisi kalau kita mendengar sekarang ini banyak sekali polisi nakal berkeliaran dengan bebas dan leluasa di Mabes Polisi. BAP bisa dipesan, bahkan bisa diganti sesuai pesanan seseorang berdasarkan sejumlah uang yang ditransfer. Kita sudah tidak tahu mana yang Good Cop dan mana yang Bad Cop.
Pada saat kasus dilimpahkan ke Kejaksaan, kita tidak pernah tahu apakah masih bisa mendapatkan jaksa yang bersih dari kasus penyuapan, jaksa yang mau memperjuangkan kepentingan negara? Kita melihat di media TV atau cetak bahwa seorang jaksa dengan sangat berapi-api mau menegakkan keadilan, tapi akhirnya dia tersandung juga dengan kasus dugaan penyuapan.
Kalaupun kita menyerahkan kasus kepada seorang pengacara untuk membantu dalam masalah hukum, ada kemungkinan bahwa kita bisa terseret dalam markus, karena di luaran sudah menjadi rahasia umum katanya para pengacara pun memakai jasa markus untuk memperlancar kasus mereka nanti di kepolisian atau pengadilan.
Dalam ruang pengadilan pun, bau-bau uang sudah bisa tercium.... itu juga kalau kita mempunyai tingkat penciuman setajam anjing pelacak. Rahasia umum kalau sebagian dari hakim-hakim mendapat upeti bulanan dari para pengacara dengan tujuan agar kasus-kasus mereka menjadi mudah dan tidak berbelit-belit.
Minta bantuan kepada wakil kita di DPR? Wow..... tentunya itu pikiran yang sangat idealis. Karena banyak kasus rakyat kecil yang justru ditolong oleh LSM atau aktivis lain, bukan oleh wakil rakyat di DPR.
Jadi kemana kita harus melapor? Mengadu? Kalau institusi-institusi ini sudah tidak bisa dipercaya? Mungkin saya harus bertanya kepada rumput yang bergoyang......
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H