[caption id="" align="aligncenter" width="550" caption="Father with Son and Daughter (visualphotos.com)"][/caption] Beberapa hari yang lalu salah satu kompasianer Wnks menceritakan pengalamannya dalam bentuk tulisan sebagai orangtua tunggal untuk kedua anaknya, dan tulisannya menjadi HL. Tidak lama kemudian seorang kompasianer lain M&s juga menceritakan pengalamannya sebagai ayah yang diminta gendong oleh anaknya Boy, sayangnya si ayah juga sudah tidak kuat dan menolak permintaan anaknya, tulisannya juga menjadi HL. Selamat untuk bapak-bapak ini, bisa dijadikan Bulan Ayah bulan Februari ini selain Valentine [caption id="" align="alignleft" width="302" caption="Father Holding Hands with His Son and Dughter (ClipartOf.com)"]
Father Holding Hands with His Son and Dughter
[/caption] Sebagai teman di Kompasiana karena dua-duanya masuk dalam daftar teman saya, ternyata mempunyai beberapa kesamaan.
Pertama, kedua ayah ini tidak tinggal di Indonesia, yang satu tinggal di New Zealand, yang satu lagi tinggal di Sudan
(itu yang saya tahu).
Kedua, sama-sama punya dua anak,
ajaibnya sama pula urutannya, si sulung perempuan dan si bungsu laki-laki.
Ketiga, tulisan Wnks kebanyakan menceritakan tentang hubungannya dengan kedua anaknya yang kebetulan mereka bertiga tidak tinggal satu negara tapi tiga negara berlainan, M&s hampir semua tulisannya berdasarkan pengalamannya sebagai orang tua untuk kedua anaknya yang kebetulan tinggal serumah
(kalau masalah tempat tinggal kelihatannya bukan persamaan, tapi biarin aja deh....).
Keempat, mempunyai huruf depan untuk nama di Kompasiana yang mirip-mirip yaitu W dan MÂ
(ini sih maksa......bolak balik huruf ceritanya). Menjadi orang tua tentu bukan pekerjaan mudah tapi juga bukan pekerjaan susah, kata orang susah-susah gampang atau gampang-gampang susah. Pengalaman menjadi orang tua akan bertambah seiring dengan pertambahan umur si anak, pengalaman dengan anak pertama tidak selalu bisa diterapkan untuk anak kedua, ketiga dan seterusnya, begitu pula pengalaman dengan anak perempuan tidak bisa digunakan untuk anak laki. [caption id="" align="alignright" width="223" caption="Father with Daughter and Son (shutterstock.com)"]
Father with Daughter and Son
[/caption] Membaca tulisan mereka berdua yang menceritakan tentang anak-anaknya kadang membuat saya tersenyum geli mengingat saya tidak punya pengalaman seperti itu, kalaupun ada hanya mirip-mirip dikit yaitu hubungan saya dengan keponakan-keponakan saya. Tentunya dalam memberi komentar pada tulisan mereka tentang masalah anak, komentar saya ya standar saja, misal good job, inspiratif, atau semacam itu
(laksana juri kasih penilaian ke peserta audisi.....), kalaupun ada komen yang agak panjang itu karena punya pengalaman yang mirip saja dengan keponakan, atau pengalaman saudara saya ke anak-anaknya. Bagaimanapun juga tulisan kedua ayah ini bisa menjadi inspiratif bagi ayah-ayah yang lain dalam menghadapi anak-anaknya, atau mungkin sudah ada ayah-ayah lain yang sudah menulis pengalamannya di Kompasiana dan HL pula.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Lihat Sosbud Selengkapnya