Mohon tunggu...
Lipstick
Lipstick Mohon Tunggu... -

don't KEEP CALM it's time to move on!!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Ketika Atasan Punya Hobi "Blusukan"

8 November 2014   21:19 Diperbarui: 17 Juni 2015   18:18 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Memang agak merepotkan kalau punya atasan yang hobinya "blusukan", bikin repot semuanya, mulai dari jajaran manager sampai SPG dibuat repot dan deg-deg an.

Dulu sekali ketika masih kerja di perusahaan retail, atasan selalu mewajibkan pegawai baru untuk blusukan ke pasar basah, padahal produk yang ditangani dijual di supermarket. Menyebalkan, itu adalah kata pertama yang keluar dari setiap pegawai baru.

Tentunya si pegawai baru harus buat janji dengan sales yang menguasai area pasar basah, syukur-syukur dapat sales yang punya mobil, kalau dapatnya sales motor lebih menderita lagi, karena sudah dipastikan blusukannya lebih "basah" dan jauh pula.

Setelah menjadi pegawai tetap, acara blusukan atau cek market tetap dilakukan dan wajib, karena setiap akhir pekan akan ditanya langsung oleh bos bule, seperti ujian sidang dipanggil satu-satu ke ruangan. Menakutkan, menyebalkan tapi pasrah, karena pada saat itu kita punya logika harusnya tanya sama sales bukan sama divisi marketing. Bayangan kita divisi marketing duduk manis di kantor, sedangkan divisi sales yang blusukan di lapangan.

Pindah ke perusahaan lain, retail juga, ternyata blusukan atasan ada juga. Kita menyebutnya Safari, terdiri dari bos besar, GM dan manager brand. Ini juga merupakan perjalanan cek market yaitu ke department store yang menjual produk fashion kita. Mendadak? Sedikit, biasanya diberitahu ada safari menjelang jam pulang kantor, jadi para manager batal pulang dan telpon sana-sini untuk mempersiapkan counternya di semua department store yang akan dikunjungi. SPG harus "stand by" jangan sampai bos datang counter kosong, display barang diperbaiki. bagaimana dengan stock barang? Berdoa saja agar tidak kosong dan tidak over.

Apa saja yang dilakukan bos di counter? Ada saja tergantung mood. Kalau mood senang, paling cek omzet, tanya-tanya sedikit ke SPG apa yang laku, stock bagaimana, managernya suka nengokin counter atau tidak, dll. Kalau mood sedang jelek, apa saja yang dilihat pasti kurang, jadi manager siap-siap dipermalukan di counter, artinya di depan umum.

Safari dengan Bos bukanlah sesuatu yang menyenangkan, kalau bisa tidak ikut dengan alasan apa saja yang penting masuk akal, walaupun besoknya siap hadap si bos, apalagi kalau counter yang dikunjungi punya masalah.

Indonesia sekarang  punya Presiden yang hobinya blusukan, otomatis Menterinya harus blusukan juga. Tapi gerakan blusukan ini dicurigai sebagai pencitraan atau pura-pura sibuk supaya dikira kerja cepat. Sudah terlalu lama Indonesia punya Presiden, Menteri dan pejabat daerah yang duduk manis di kantor, tinggal tunggu laporan dari bawahan. Karena tahu atasannya tidak pernah atau jarang sekali turun lapangan, jadi buatlah laporan yang baik-baik saja atau paling tidak buat laporan yang tidak mengakibatkan kerugian sendiri, misal laporan jelek atasan berpikir justru bawahanlah yang kerjanya tidak benar.

Anggota DPR yang wakil rakyat saja tidak blusukan ke daerah yang milih mereka, baru blusukan menjelang pemilu, kalau ada proyek, atau "blusukan perbandingan" ke luar negri.

Blusukan Menteri itu perlu, tapi tidak perlu ajak wartawan banyak-banyak, tapi ajak anggota DPR yang berkepentingan supaya jangan duduk saja di ruangan, yang ada malah tidur.

Kalau lihat di TV, rata-rata masyarakat apresiasi positif blusukan menteri dan presiden, anggota DPR malah menyindir dan mengolol-olok, pengamat politik....tergantung, kalau nonton TVnya di TVOne cenderung negatif, sebaliknya kalau nonton di Metro TV  mendukung blusukan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun