Mohon tunggu...
Ayu Safitri
Ayu Safitri Mohon Tunggu... Konsultan - Trainer dan Konsultan Homeschooling

Penulis dan Trainer untuk http://pelatihanhomeschooling.com/ Ikuti saya di Instagram https://www.instagram.com/missayusafitri/ Ikuti saya di Facebook https://www.facebook.com/missayusafitri Tonton dan subscribe VLOG saya http://bit.ly/apaituhomeschooling

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Lima Cara Belajar yang Baik dan Efektif bagi Anak

31 Januari 2018   14:50 Diperbarui: 31 Januari 2018   19:43 3760
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: www.today.com

Banyak murid-murid sekolah di Indonesia masih menggunakan metode belajar yang kurang tepat. Setiap hari mereka cenderung duduk, mendengarkan, membaca dan mencatat penjelasan guru.

Murid-murid ini memang kelihatan duduk manis dan mendengarkan, tapi bukan karena antusias dengan materi pelajarannya. Melainkan, karena diteror oleh kurikulum.

Kamu kalau tidak mendengarkan penjelasan guru nanti dapat nilai jelek. Nilai jelek terancam tidak lulus ujian.

Wah, kalau begini terus bagaimana anak-anak kita bisa happydan menikmati proses belajar? Agar rajin belajar saja mereka harus diancam dulu.

Kenapa hal ini bisa terjadi? Penyebabnya satu, ujian nasional yang dijadikan evaluasi kompetensi hanya dilakukan sekali dalam setahun. Dan, ujian nasional juga dijadikan sebagai penentu kelulusan. Ini membuat banyak anak-anak kita belajar seenaknya dalam keseharian.

Kemudian, menjadi serius belajar, ngebutdan menerapkan cara belajar SKS (sistem kebut semalam) saat akan menghadapi ujian nasional. Tidak hanya saat menghadapi ujian nasional, tiap kali ulangan atau ujian semester tiba pun mereka terbiasa belajar secara dadakan.

Memaksa semua materi pelajaran masuk dan menjejali otaknya dengan beragam informasi secara bersamaan.

Cara belajar seperti ini mengandalkan memori kerja yang mana jenis memori ini hanya mampu menyimpan informasi dalam hitungan menit hingga jam. Jadi, setelah ulangan, ujian semester atau ujian nasional berakhir, berakhir pula pengetahun yang kita jejalkan secara paksa tadi.

Tidak berbekas dalam otak. Menghilang bagaikan asap polusi yang mengepul di udara. Coba Anda tanyakan pada diri sendiri, berapa banyak materi pelajaran dari masa SMP/SMA yang masih Anda hafal sampai dengan hari ini?

Hampir 80% kita melupakannya begitu saja. Selebihnya, 20% adalah materi pelajaran yang disampaikan oleh guru dengan cara yang menyengangkan atau yang mengena di hati kita. Itupun biasanya berasal dari mata pelajaran yang tak punya pamor tinggi (karena tak diikutkan ujian nasional) seperti olahraga, kelas seni atau muatan lokal.

Cara belajar yang baik dan efektif adalah memanfaatkan memori jangka panjang yang mana sebuah informasi bisa bertahan dalam hitungan hari, bulan, tahun bahkan seumur hidup.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun