Mohon tunggu...
Lipa efiyanikomala
Lipa efiyanikomala Mohon Tunggu... Administrasi - Mahasiswa

Seorang pemula yang berikhtiar untuk menjadi expertis

Selanjutnya

Tutup

Diary

GAZA: Ketika 'Roti' Menjadi Barang Mewah

9 Oktober 2024   09:46 Diperbarui: 9 Oktober 2024   09:53 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di tengah gempuran perang yang berkepanjangan, Gaza kini menghadapi krisis pangan yang semakin parah. Pusat penyimpanan dan distribusi pangan terganggu, dan hasil pertanian pun hancur akibat serangan udara. Dengan kurangnya akses ke gandum, makanan pokok yang menjadi sumber kehidupan sehari-hari, rakyat Gaza terpaksa berjuang untuk mendapatkan roti---makanan yang seharusnya mudah diakses.

Akibat perang yang berkepanjangan, harga gandum di Gaza melonjak tajam. Sebuah laporan dari Organisasi Pangan dan Pertanian PBB (FAO) menyebutkan bahwa produksi gandum di wilayah ini telah berkurang hingga 70%. Kini, roti yang dulunya merupakan makanan pokok, kini menjadi barang mewah yang sulit dijangkau oleh banyak keluarga.Di beberapa toko roti yang masih buka, antrian panjang terlihat setiap pagi. Warga berdesakan untuk mendapatkan roti, bahkan terkadang harus rela berpuasa demi menunggu gilirannya.

 Banyak dari mereka yang terpaksa membeli roti sisa yang dijual dengan harga tinggi, yang jelas tidak sebanding dengan kualitasnya.
Bukan hanya fisik yang hancur akibat perang, tetapi harapan akan masa depan yang lebih baik juga mulai pudar. Anak-anak di Gaza tumbuh tanpa akses yang memadai terhadap pangan bergizi, mengancam kesehatan dan perkembangan mereka.


Menurut UNICEF, sekitar 1,5 juta anak-anak di Gaza berisiko mengalami malnutrisi akibat krisis pangan ini. Di Gaza, lebih dari 80% penduduk bergantung pada bantuan kemanusiaan yang distribusinya semakin sulit akibat blokade dan ketegangan politik. Harga bahan pokok melonjak, sementara stok pangan menipis.Beberapa organisasi kemanusiaan termasuk Laznas Dewan Da'wah berusaha memberikan bantuan pangan darurat, walaupun tantangan untuk mengakses wilayah yang dilanda konflik sangat besar. Penting bagi dunia internasional untuk memberikan perhatian lebih terhadap krisis ini dan mendukung upaya rekonstruksi pertanian di Gaza.

Laznas Dewan Da'wah
Laznas Dewan Da'wah

Alhamdulillah dengan izin Allah, melalui bantuan donasi masyarakat lewat program Bantuan Pangan untuk Palestina, di bulan September 2024 tim Laznas Dewan Da'wah telah mengirimkan bantuan 360 ton gandum dan Food Parcel untuk Gaza Lewat Yordania. Program bantuan untuk Palestina masih terus berjalan hingga saat ini dan membuka kesempatan bagi kita untuk ikut berkontribusi membantu sesama saudara muslim yang sedang terkena musibah.


Krisis pangan di Gaza adalah gambaran nyata betapa perang merenggut hak dasar manusia untuk mendapatkan makanan. Di saat roti menjadi barang mewah, kita di seluruh dunia perlu bersolidaritas dan mendukung upaya untuk membawa kembali ketahanan pangan di wilayah yang terpuruk ini. Jangan biarkan suara mereka tenggelam dalam deru senjata!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun