Mohon tunggu...
Lipa efiyanikomala
Lipa efiyanikomala Mohon Tunggu... Administrasi - Mahasiswa

Seorang pemula yang berikhtiar untuk menjadi expertis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Ustaz Sharafuddin, Pembawa Cahaya di Pulau Terpencil

30 September 2024   15:30 Diperbarui: 2 Oktober 2024   19:03 370
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

JAKARTA – Ust. Sharafuddin, alumni dari Sekolah Tinggi Ilmu Dakwah (STID) yang selalu membawa semangat besar dalam perjalanan dakwahnya. Dengan tekad yang kuat selaras dengan misi yang diberikan Dewan Dakwah, pria kelahiran Lombok ini ditugaskan untuk mengabdi di Pulau Banyak, sebuah gugusan pulau yang terpencil di Provinsi Aceh.

Perjalanan dakwahnya tidaklah mudah. Pada tahun 2019, sebelum pandemi COVID-19 melanda, Ust. Sharafuddin harus menempuh perjalanan yang panjang dan ekstrem dari Jakarta menuju Banda Aceh. Dari sana, beliau melanjutkan perjalanan 14 jam menuju Kabupaten Aceh Singkil, dan kemudian menggunakan perahu kayu menuju Pulau Banyak. Perjalanan laut tersebut bisa memakan waktu hingga 6 jam lamanya.

Pulau Banyak terdiri lebih dari 90 pulau, menyimpan tantangan besar bagi siapa pun yang ingin berdakwah di sana. Kondisi geografis yang sulit, keterbatasan sarana transportasi, serta kehidupan masyarakat yang mayoritas non-Muslim, menjadi ujian berat bagi Ust. Sharafuddin. Salah satu pengalaman yang masih terngiang di ingatannya adalah saat beliau harus menggunakan perahu kayu yang mesinnya sering kali rusak di tengah perjalanan. "Kami pasrah kepada Allah, jika mesin ini mati di tengah perjalanan, kami hanya bisa berdoa dan berharap pertolongan-Nya," ujar beliau mengenang kejadian sedih itu.

Meski Pulau Banyak termasuk wilayah Aceh, uniknya penduduk disana terdiri dari berbagai suku, termasuk orang Nias. Banyak dari mereka masih memegang adat-istiadat lama dan sebagian besar adalah non-Muslim. Namun, di tengah perbedaan itu, Ust. Sharafuddin merasakan sambutan yang luar biasa dari masyarakat. "Mereka mengingatkan saya untuk berhati-hati, bahkan saat makan dan minum. Mereka peduli dengan keselamatan saya sebagai pendatang yang berdakwah," ungkapnya dengan penuh rasa syukur.

Salah satu momen paling menyentuh bagi Ust. Sharafuddin adalah ketika seorang ibu di Pulau Teluk Nibung mengantarkan anak-anaknya untuk belajar agama. "Ibu itu berkata, ‘Ustaz, kami ini sibuk di kebun dan di laut. Tidak ada waktu untuk kami, ajarkan saja anak-anak kami’, sontak itu menjadi titik di mana saya merasa dakwah ini bukan hanya tentang mengajar agama, tetapi juga memberikan harapan dan pendidikan untuk masa depan mereka," tuturnya.

Laznas Dewan Da'wah
Laznas Dewan Da'wah

Ust. Sharafuddin juga berhasil mengirimkan delapan anak dari Pulau Banyak untuk melanjutkan pendidikan mereka. Delapan anak diantaranya yang kerap kali dia panggil dengan sebutan Si Rahmat, Rahman Caniago, Sadana, Irfan, Pudin, Hidayat, Aini dan Ayu, berhasil melanjutkan pendidikan di Sekolah Tinggi Ilmu Dakwah (STID), dan beberapa di antara mereka sekarang sudah hampir lulus. "Melihat anak-anak ini berkembang menjadi harapan masa depan, itu adalah pencapaian besar bagi saya. Saya ingin mereka bisa membawa perubahan yang positif untuk daerah mereka," katanya dengan penuh haru.

Berdakwah, bukan tanpa hambatan. Kendala transportasi menjadi salah satu tantangan terbesar baginya, ia bahkan harus mengumpulkan dana untuk membeli speedboat agar dakwahnya bisa lebih efektif. "Dewan Dakwah membantu membuat perahu kayu, tetapi itu tenggelam. Akhirnya, kami beralih untuk membeli speedboat agar perjalanan dakwah lebih lancar dan tidak terkendala waktu," ceritanya.

Perjalanan dakwah Ust. Sharafuddin mengajarkan kita bahwa keluar dari zona nyaman adalah langkah yang harus diambil untuk menyebarkan kebaikan. Meski tantangan besar selalu ada, baik dari segi geografis maupun sosial, beliau selalu yakin bahwa Allah akan selalu memberikan jalan.

"Hidup ini indah ketika kita melaluinya dengan perjuangan. Dakwah di Pulau Banyak adalah bukti nyata bahwa ujian dan cobaan adalah bagian dari proses menuju kebaikan," kata beliau menutup cerita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun