Mohon tunggu...
Lion Star
Lion Star Mohon Tunggu... Buruh - Undergrad student

Hidup adalah proses belajar.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud featured

Melihat Kembali Strategi Uber, Regulator, dan Sopir Taksi di Canada

11 Desember 2015   01:35 Diperbarui: 4 April 2017   18:19 4888
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Salah satu dasar strategi Uber dalam membuka pelayanan jasa mereka berbasiskan kota tertentu saja sangat mudah dibaca bila Kompasianers memiliki akses untuk melihat data riil konsumen yang mencoba memesan taksi Uber.  Beberapa minggu lalu,  Uber di Canada memperluas jasa service mereka yang tadinya hanya melayani kota Montreal,  ke kota Laval dan Longueuil,  yaitu kota suburban di perbatasan utara dan selatan Montreal. Sebagaimana dapat dilihat di peta statistik aplikasi Uber  di atas, terdapat 15,000 konsumen di kota perbatasan Utara (Laval), dan selatan (Longueuil) di  bulan Oktober 2015 yang mencoba untuk memesan taksi Uber, namun saat itu (bulan Oktober 2015) Uber masih belum melayani konsumen di kota tersebut.   Kota Montreal wilayahnya diapit diantara dua kota perbatasan di Utara dan Selatan tersebut, walaupun data di kota Montreal tidak ditampilkan, namun tentunya Kompasianers dapat memperkirakan jumlah pemesanan Uber di Montreal yang penduduknya lebih banyak dibandingkan kota penyokong.

Sama seperti di Indonesia,  dari Jakarta, Uber memperluas servis mereka dan memilih Bandung, serta segera mencoba untuk melobi petinggi di kota Bandung untuk mensupport usaha mereka.  Tentunya pemilihan kota Bandung bukannya tanpa dasar yang kuat.  Walaupun belum membuka jasa di kota Bandung,  namun aplikasi mereka telah diinstall oleh warga dan juga turis di kota Bandung.   Dapat dipastikan bahwa perusahaan Uber membuat statistik berdasarkan lokasi konsumen yang mencoba memesan taksi melalui aplikasi Uber, walaupun Uber  belum membuka jasa transportasi di kota tersebut.  Bilamana mereka melihat jumlah konsumen yang berupaya memesan taksi melalui aplikasi tersebut setiap bulannya sangat besar dan dalam jumlah yang dapat dikatakan konstan, maka saat itulah Uber akan mengumumkan memperluas jasa mereka ke kota tersebut, walaupun oleh regulasi setempat dinyatakan illegal. Di Canada, mereka selalu akan mencoba melobi walikota, anggota dewan, ataupun department perhubungan  di kota tersebut, agar turut dalam pernyataan pembukaan servis di kota tersebut, dan memberikan kata sambutan yang positif bagi mereka.   Bilamana usaha tersebut tidak berhasil,  dan tetap dinyatakan illegal transport,  Uber tetap membuka aplikasinya, dan konsumen di kota tersebut tetap bisa memesan taksi Uber. 

Strategi Bayar Uang Kontribusi ke Pemda

Di Canada, department perhubungan dan transportasi publik sangat tegas menyatakan bahwa Uber tidak akan diberikan status legal bilamana tidak mengikuti aturan regulasi tentang persyaratan angkutan umum.  Demikian pula, walikota Montreal yang sampai saat ini dengan tegas mengatakan bahwa perusahaan transportasi Uber melakukan illegal transport, karena untuk dapat mengangkut penumpang umum, terdapat regulasi yang harus dipatuhi untuk keselamatan bersama.  Dalam hal mana Uber merasa pihak regulator di suatu propinsi atau kota tidak mendukung usaha tranportasi mereka, maka salah satu strategi yang akan ditawarkan adalah membayar uang kontribusi setiap kali sopir mereka mengangkut penumpang. Uber malakukan negoisasi ini berbeda antara propinsi satu dengan propinsi lainnya di Canada, demikian pula antar satu kota dengan kota lainnya.  Sebagaimana di Canada,  pada Agustus 2015,  perusahaan Uber Canada memberikan proposal kepada pemerintah Quebec dan bahkan kepada pemerintah kota tempat mereka beroperasi,  bahwa Uber bersedia untuk menyumbangkan 10 sen dari setiap penumpang yang diangkut asalkan Uber bisa dilegalkan di kota atau propinsi tersebut.

            Hal tersebut jelas-jelas ditolak oleh menteri transportasi Quebec, dan juga walikota Montreal yang tetap menyatakan bahwa Uber melakukan transportasi illegal. Lagipula tidak ada dasar hukum yang bisa diterima untuk menerima pembayaran spesial dari suatu perusahaan agar mereka bisa beroperasi. Hal ini menunjukkan kalau Uber mencoba untuk mempengaruhi regulator agar membuat aturan yang menguntungkan perusahaan Uber. Di lain pihak,  regulator di Canada hanya bersedia melegalkan bilamana Uber mengikuti aturan regulasi yang berlaku, seperti sopir harus memiliki sim taksi, dan  kendaraan harus melalui test layak jalan untuk kategori kendaraan umum, bukannya kendaraan pribadi seperti sekarang ini.

[caption caption="Direktur Uber Montreal menawarkan untuk membayar 10 cents per penumpang ke kota Montreal."]

[/caption]

 

            Di Indonesia, pihak Uber belum sampai menawarkan  solusi bersedia membayar katakanlah seribu rupiah setiap kali mengangkut penumpang, karena regulator di Indonesia melarang baru sebatas kata-kata, tapi di lapangan Uber tetap dapat mengangkut ribuan penumpang setiap harinya.  Seperti yang sering Kompasianer baca di media, baik Gubernur Ahok maupun walikota Bandung kang Emil hanya menyatakan, soal penindakan transport illegal adalah urusan dinas perhubungan,  dan mengharapkan Uber dapat segera mengurus perijinan lengkap sebagai perusahaan taksi.  Hal yang jelas tidak akan pernah dipenuhi Uber sebagaimana mereka lakukan di negara-negara lain, karena mereka menganggap diri sebagai usaha aplikasi teknologi.  Namun bila aturan regulasi diterapkan lebih tegas, bukan tidak mungkin mereka menawarkan solusi strategi diatas,  karena dari sekian banyak kota di Indonesia, mungkin ada satu atau dua kota yang bisa menerima tambahan income tersebut, tanpa melihat aturan regulasi keselamatan transportasi publik.

  Strata Tarif Uber Yang Variatif

Mengapa konsumen lebih suka memakai jasa Uber?   Ada yang mengatakan karena lebih praktis, tinggal buka aplikasi.   Namun alasan  yang paling umum dan sesuai prinsip ekonomi  adalah karena Uber lebih murah dibanding taksi,  sering ada promo diskon.  Ini merupakan salah satu strategi Uber untuk mencitrakan bahwa mereka memberikan harga lebih murah dengan kondisi  mobil  minimal sekian tahun terakhir, dan sebagainya.  Sebagaimana di Canada,  dapat Kompasianer melihat  berapa persen harga taksi Uber lebih murah dibandingkan taksi resmi, didalam kondisi normal.  Di Montreal, dengan memesan melalui aplikasi UberX, penumpang akan membayar 41% lebih murah dibandingkan memanggil taksi resmi untuk  jarak yang sama.

[caption caption="Perbandingan diskon UberX dibanding taksi resmi dalam kondisi normal."]

[/caption]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun