Mohon tunggu...
Lionie Anindhita
Lionie Anindhita Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Hobi bulu tangkis

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur

Franchise Kopi Keliling, Roda Cuan Musiman ?

5 Januari 2025   21:00 Diperbarui: 5 Januari 2025   20:52 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Entrepreneur. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcomp

Budaya konsumsi kopi, masuk ke dalam catatan gaya hidup baru pada sebagian lapisan masyarakat global saat ini. Trend tersebut tentu menjadi sorotan yang menggiurkan bagi para pebisnis untuk memulai bisnis F&B (Food and Beverage) kopi dengan potensi eksistensi berjangka panjang. Menariknya, Industri bisnis kopi di Indonesia telah diperkirakan mengalami pertumbuhan rata-rata 10 persen per tahunnya dan mencapai US$ 2,1 miliar (Rp 33,3 triliun). (dikutip dari : beritasatu ekonomi)

Terbukanya berbagai cabang coffee shop, baik lokal maupun internasional, menjadi wajah baru bisnis franchise yang menjanjikan. Selain keorisinilan rasa, gerai kopi dengan pengelolaan arsitektur yang unik dan mampu membawa vibrasi positif bagi para konsumen, akan sangat melekatkan daya tarik konsumen menjadi pelanggan tetapnya.

Bisnis kopi hadir dalam berbagai model usaha, kini bisnis franchisee kopi keliling bergaya modern dengan suguhan sepeda motor gerobak kiat menjadi pusat perhatian di kalangan masyarakat. Dengan sepeda motor gerobaknya, kopi keliling mampu menjual produknya di titik spot seperti kampus, kantor, atau beberapa jalanan event car free day. Menyambut aktivitas pagi dan melepas penat menjadi sasaran pegawai maupun customer untuk lebih memilih membeli produk kopi keliling tersebut tanpa harus mencari coffee shop yang cukup dirasa  memakan waktu.

Kopi keliling menawarkan berbagai macam menu kopi dengan bahan dasar gula aren. Terbukti mayoritas konsumen cocok dengan adanya pilihan gula aren tersebut, karena perpaduan rasa khas yang kuat dan aroma yang harum, memberi rasa daya pikat yang manis bagi para penikmatnya. Satu cup coffee dibanrol dengan harga jual Rp 8000,00 - Rp 10.000,00 menjadi pilihan yang terjangkau bagi kantong para pelajar. Naik daunnya kopi keliling ini, sukses meraih raupan profit per-cup nya Rp 3.000 dengan total profit jika terjual 100 cup adalah Rp 300.000 sampai dengan Rp 400.000.

Bisnis Franchise sendiri cukup berpeluang dan mendominasi keuntungan yang besar dibanding dengan bisnis usaha konvensional, terkhusus jika branding merk tersebut dapat berhasil dikenal secara luas dan memiliki cita rasa produk tersendiri. Layaknya kopi keliling saat ini, biaya operasional yang ditujukan hanya satu tenaga kerja tanpa menyediakan sewa tempat atau menanggung biaya operasional utilitas sebesar gerai coffee shop pada umumnya. Cukup menarik memang jika didengar para seorang wirausahawan yang ingin memulai bisnis franchise barunya. Bagaimana tidak ragu, modal operasioanal yang ditawarkan meliputi biaya marketing, maintenance, upah pegawai, listrik & air, sistem Point of Sales (POS) kasir, serta biaya satu paket bahan baku persediaan awal kopi keliling dengan rerata biaya yang ditawarkan kisaran  40,5 juta untuk satu gerobak kopi keliling. Jika per harinya berkisar profit Rp 400.000, maka per bulannya mampu meraup Rp 12.000.000. Selanjutnya, jika dikupas lebih lanjut, eksistensi bisnis kopi keliling ini akankah menguntungkan di satu musim ( saat naik daun) saja atau memiliki keberlangsungan yang berjangka panjang ?

" Product Life Cycle " setiap produk mengalami step pengenalan produk sampai dengan mengalami kemunduran  atau hilangnya nama produk tersebut dalam pemasaran produk (Jeong, 2010). Jika dikaitkan dengan keberadaan franchise kopi keliling yang sedang trending, persaingan produk kopi keliling dengan bermacam merk dan variasi keunggulan rasa, menjadi tantangan untuk menjaga keloyalitasan pelanggan dan eksistensi kopi keliling. Bahan dasar kopi dengan gula aren memungkinkan pelanggan untuk tetap beralih memilih produk kopi keliling, karena sentuhan rasa khas yang cocok dengan lidah mayoritas orang Indonesia. Namun, kehadiran daya saing kompetitor yang terus menguasai pasar, akan sangat memengaruhi penjualan produk kopi. Saat ini, memang penjualan kopi keliling sukses mencapai target pembeli 20 lebih pelanggan dalam sehari. Namun, dalam jangka panjang dengan ketatnya pesaing bisnis kopi keliling tersebut, cenderung beresiko terjadinya penurunan penjualan yang cukup drastis terlebih bisnis franchise kopi keliling ini juga memperhatikan ketahanan produk kopi yang tidak bisa bertahan dalam jangka panjang (mudah basi). Kopi keliling sebagai roda cuan ini tentu sangat disayangkan, apabila tidak diinovasikan untuk membangun sebuah gebrakan baru agar terus memiliki keberlanjutan yang dapat dinikmati dan memperoleh loyalitas para pelanggan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun