Mohon tunggu...
Lionell Clements Adiputra Ong
Lionell Clements Adiputra Ong Mohon Tunggu... Tutor - -

-

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Filosofi "Rising From The Depths"

10 November 2024   19:00 Diperbarui: 10 November 2024   19:09 17
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Rising from the depths berasal dari bahasa inggris dan dapat diartikan dan diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia menjadi bangkit dari kedalaman. Hal tersebut merujuk pada kondisi saat seorang mengalami titik rendah dalam hidupnya dan mampu memperbaiki dan mengambil langkah maju ke titik yang lebih titik. Dalam hal ini, kata 'kedalaman' berarti titik yang lebih rendah.

Kehidupan ini tidak akan selalu berjalan sesuai dengan ekspektasi kita. Dalam hidup, kita akan mengalami masa jaya-jaya hidup dan masa buruk hidup, ada saat kita berada di puncak dan ada saat kita berada di lembah. Namun, saat kita berada di lembah atau titik yang rendah, justru kita diberi 2 pilihan. PIlihan pertama, duduk diam dan terus berada di tempat yang sama. Pilihan kedua, terus maju dan memperbaiki diri.

Saat berada di titik terendah kita, kita bisa menggunakan mindset "the only way left is up". Dengan mindset ini, kita optimis melihat masa depan kita dan menjadi berani mengambil langkah maju. DI titik terendah, apapun yang dilakukan tidak akan memperburuk situasi, maka kita bisa lepas bebas melakukan segala macam tindakan. Kita tidak perlu tertekan dan takut untuk memperburuk diri, kita bisa lebih jujur ke diri kita dan semakin berkembang.

Saat ingin bangkit dari kedalaman, tentu juga terdapat banyak sekali halangan yang menghambat dan membuat kita ragu membuat keputusan. Terdapat beberapa sikap dan kebiasaan buruk yang perlu diperbaiki. Sikap seperti sikap mudah menyerah, sikap malas-malasan, dll. Kebiasaan seperti kebiasaan berpikir pesimis dan kebiasaan untuk takut mencoba hal yang baru dan keluar zona nyaman.

Salah satu sikap yang paling sering mengganggu adalah sikap percaya diri yang kurang. Saat seseorang tidak percaya diri dalam melakukan sebuah tindakan, maka tindakan tersebut tidak 100% dilakukan oleh orang tersebut. TIndakan tersebut belum dilakukan secara totalitas. Dalam konteks bangkit dari kedalaman, seseorang yang tidak percaya diri menjadi ragu dalam membuat langkah selanjutnya dan "bangkit". Ia akan meragukan kapabilitas dirinya untuk bangkit walau sebenarnya dirinya bisa-bisa saja.

Sikap mudah menyerah juga sangat berbahaya. Nilai daya juang yang dimiliki setiap orang berbeda, ada yang pantang menyerah dan ada yang mudah menyerah. Untuk bangkit dari kedalaman, diperlukan sikap yang pantang menyerah dan mau melewati segala rintangan yang ada. Bila seorang mudah menyerah, tidak mungkin ia bisa bangkit. Setelah membuat sebuah kesalahan kecil atau jatuh dalam "lembah" hidup, ia langsung menyerah begitu saja. Sikap ini perlu dimusnahkan dan digantikan dengan sikap pantang menyerah.  Mungkin transisi dari kedua sikap tersebut akan sulit tetapi bisa dilatih secara perlahan-lahan.

Sikap ketiga yang menjadi penghalang adalah sikap malas-malasan. Saat seorang malas-malasan, ia pada dasarnya tidak memiliki niat untuk melakukan apapun, apalagi niat untuk mengubah dirinya. Saat ingin bangkit dari kedalaman, kita ingin mengubah diri kita dan membentuk diri yang baru dan tidak akan jatuh karena hal yang sama lagi. Bila seorang malas-malasan, maka tidak akan ada hasil akhir yang bisa diperoleh. Untuk itu, sikap ini perlu diperbaiki terlebihi dahulu.

Sama halnya dengan kebiasaan takut mencoba hal baru dan keluar dari zona nyaman. Apabila seorang memiliki rasa takut tersebut, sulit baginya untuk mengubah dirinya dan memperbaiki dirinya. Sulit bagi dia untuk keluar dari kebiasaan buruk dan mulai mengambil langkah maju ke titik yang lebih tinggi. ,Proses dari titik rendah menuju titik tinggi adalah proses yang panjang dan lama seperti mendaki gunung, tidak instan seperti menggunakan lift. Proses perjalanan menuju tempat yang belum pernah ditempati sebelumnya dan tentunya pasti perlu keluar dari zona nyaman. Maka, sikap tersebut perlu diperbaiki.

Nilai "Rising From The Depths" adalah hal esensial dan penting untuk dimiliki setiap orang. Seseorang yang tidak memiliki nilai tersebut akan hidup secara stagnan dan akan bingung saat jatuh lebih dalam. Ia tidak bisa melangkah maju dan tersesat mau bertindak apa. Ia akan menyerah dan tidak mau berubah. Nilai ini menjadi penting karena mampu mencegah hal tersebut terjadi kepada kita.

Nilai bangkit dari kedalaman menjadi hal berharga yang wajib dicerminkan dalam kehidupan sehari-hari. Bayangkan sejenak, anda adalah seorang miliarder yang memiliki perusahaan sukses. Suatu saat, bisnis anda jatuh bangkrut dan anda terpaksa mulai dari titik 0. Tanpa nilai tersebut, anda akan putus asa. Setelah mengalami masa kejayaan, anda merasa beratnya hidup dalam titik terendah. Tidak mengetahui perlu lakukan apa, anda hanya mimpi bisa kembali ke masa yang sudah lalu dan pada akhirnya jatuh depresi. Dengan nilai tersebut, anda masih berusaha dan optimis. Anda mencoba mencari peluang bisnis yang baru dan laku, dengan seluruh pengalaman yang dimiliki, anda mampu membangun bisnis baru yang laku dan tertuju pada pasar konsumen yang benar. Lihatlah perbedaan drastis 2 hidup tersebut.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun