Dengan terpilihnya Donald Trump sebagai presiden AS untuk kedua kalinya, mulai muncul prihatin warga terkait akan adanya perang dunia ketiga atau justru munculnya perdamaian. Apakah dengan munculnya Donald Trump sebagai presiden menjadi keputusan baik atau justru keputusan yang buruk?
Selama kampanye, Donald Trump menyatakan aspirasinya dalam menghentikan perang antara Ukraina dan Rusia apabila ia terpilih sebagai presiden. Namun, apakah hal tersebut realistis? Menurut penulis, mungkin-mungkin saja. Setelah usai pemilihan presiden, Donald Trump secara langsung mendapat pesan hangat dari Putin akan keberhasilannya menjadi presiden-elect terbaru. Melalui kondisi Amerika saat ini, Trump dapat membuat sebuah kompromi dengan Rusia sebagai solusi untuk menghentikan perang yang terjadi.
Selain perang Ukraina dan Rusia, Trump juga menjanjikan usainya perang Israel dengan Hamas. Belakangan ini, berita terkait perang Israel dan Hamas sedang ramai diperbincangkan di internet. Apabila ucapan Donald Trump bukan merupakan omong kosong, keterlibatan AS secara aktif akan sangat memberi pengaruh terhadap pemberhentian perang tersebut.Â
Tidak hanya itu, Xi Jinping juga memberi ucapan selamat kepada Donald Trump atas pemilihannya sebagai presiden AS terbaru. Hal ini menandakan adanya kemungkinan kerjasama antara AS dengan Cina.
Dari beberapa hal di atas, terbuka besar kemungkinan pemilihan Trump sebagai presiden menjadi langkah awal dunia menuju perdamaian yang sesungguhnya. Mulai tercipta dunia tanpa perang dan penuh dengan keharmonisan. Namun, apa yang terjadi di masa depan masih dapat berubah.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H