Pada suatu hari di dalam gelap malam yang sunyi, ketika aku sedang penuh konsentrasi untuk belajar. Tanpa terduga muncul lah sesosok makhluk yang menjadi mimpi buruk bagi sebagian besar umat manusia, ya tidak lain tidak bukan dia adalah kecoak yang secara ilmiah jauh lebih kebal terhadap radiasi nuklir dibandingkan manusia, walaupun pada akhirnya akan meninggal juga.
 Lantas mengapa kecoak jauh lebih kebal terhadap radiasi nuklir dibandingkan manusia? Karena kecoak memiliki tubuh yang kecil dan mempunyai eksoskeleton atau kerangka luar yang berfungsi untuk mendukung dan melindungi tubuh hewan, eksoskeleton ini akan membantu kecoak dalam melindungi tubuhnya terhadap radiasi nuklir dengan cara menyerap radioaktif yang berasal dari ledakan nuklir, hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh tim Mythbusters discovery channel ketika menguji ketahanan radiasi terhadap 3 jenis serangga, yakni kecoak, kumbang tepung, dan lalat buah, hasilnya kecoak mampu bertahan dalam dosis radiasi 10 kali lebih tinggi daripada yang mematikan bagi manusia dan juga kecoak merupakan hewan purba yang mampu beradaptasi/adaptif, ini dapat dibuktikan dengan kecoak yang mampu tinggal di tempat yang memiliki suhu yang ekstrim.
Sumber: GridKidsÂ
Namun pada akhirnya aku dapat membunuh kecoak tersebut hingga mati dengan sebuah semprotan serangga yang merek produknya terkenal di Indonesia dan tidak perlu aku beritahu, karena aku tidak disponsori oleh mereka.Â
Tetapi perang tidaklah berakhir, ternyata setelah pertempuran yang sengit antara aku dengan kecoak yang dimenangkan oleh aku, muncul kecoak ke-2 yang mengganggu dan menginterupsi waktu belajarku, sehingga perang kecoak ke-2 pun tidak terelakkan. Namun sungguh mengejutkan, aku berhasil untuk kedua kalinya dalam membunuh kecoak hingga mati dengan cara yang sama.Â
Kemudian ketika aku menganggap peristiwa tersebut hanya terjadi dua kali saja, ternyata oh ternyata kecoak ke-3 muncul entah dari mana, sehingga membuat ku yang telah kelelahan menghadapi 2 kecoak sebelumnya menjadi tidak bisa berkata-kata, mau tidak mau aku pun kembali memerangi kecoak tersebut dan terjadilah perang kecoak ke-3 yang tidak pernah terukir dalam sejarah dunia, hanya dalam sejarah diriku lah itu terjadi.Â
Namun aku berhasil menang kembali dalam membunuh kecoak tersebut dan pada akhirnya aku pun bisa belajar kembali secara tenang walau waktu telah menunjukkan jam 12 malam. Inilah kisah singkat perjuangan ku dalam membunuh kecoak yang aku namai peristiwa tersebut dengan nama "3 kecoak dalam 1 malam".
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H