Februari itu merah, merah muda dan coklat bagi beberapa orang. Pilihan kata yang lebih mendalam, Februari itu kasih sayang, cinta, dan ungkapan pembuktian. Pilihan kata yang lebih nyata, Februari itu hadiah, dinner dan bisa jadi kondom; kenyataannya memang ada yang memaknai demikian.
Kasih sayang adalah fitrah, hal yang kodrati ada dalam diri manusia. Kasih sayang adalah universal, bisa pada apapun dan siapapun. Lebih spesifik, mungkin kasih sayang yang sedang dimanfaatkan besar-besaran oleh para pekerja marketing pada bulan ini adalah kasih sayang antara dua jenis manusia, laki-laki dan perempuan.
Kasih sayang adalah salah satu ungkapan naluriah yang alami muncul dalam diri manusia. Â Pemenuhan naluri ini tentu tidak bisa dilepaskan dari akal. Akal adalah alat untuk mempertimbangkan sikap apa yang akan diambil manusia. Itulah letak kemuliaan manusia dibandingkan dengan makhluk lainnya. Manusia menggunakan akal untuk memilih sikapnya. Selayaknya dengan akal tersebut manusia akan satu tingkat jauh lebih mulia daripada makhluk lainnya (bisa dibaca: hewan).
Kemuliaan itu bisa dimiliki dengan menjaga harga diri. Harga diri yang mulia itu bermakna tidak murah untuk memberikannya pada pihak lain. Perempuan mulia itu ketika tidak sembarang orang boleh memandangnya dengan sisipan rasa ‘lezat’. Perempuan mulia itu ketika tidak sembarang orang boleh riang gembira berbincang dengannya, demi memenuhi kebutuhan damai jiwa. Perempuan mulia itu ketika tidak sembarang orang boleh menyentuh, apalagi menikmati tubuhnya. Kemuliaan itu harga diri yang terjaga aturan. Aturan bukanlah pengekang, tapi penjaga kemuliaan. Itulah hakikat aturan bagi orang yang berakal.
Aturan yang memuliakan itulah yang harusnya sekarang kita millki. Aturan yang tidak membiarkan semua hal, termasuk kasih sayang antar lawan jenis (hasrat seksual), terumbar di area publik dan hanya semata seharga hadiah. Sayang beribu sayang, ini jaman dimana segala bisa menjadi uang. Maka kasih sayang yang asalnya fitrah kodrati dan selayaknya dimuliakan hanya semata jadi komoditi.
Berbincang tentang aturan yang memuliakan tidak bisa dilepaskan dari aturan Islam. Perayaan Valday di Februari jelas tidak ada dalam sejarah kaum muslim. Hampir seluruh muslimin semestinya juga mengetahui, terlepas dia sudah menikah atau belum dan akan mengungkapkan kasih pada siapapun, momen Valday bukanlah miliknya. Iman dan pembuktian itu satu bahasan tersendiri. Ada sisi bahasan lain di sini, yaitu tentang kemuliaan. Kemuliaan manusia dan aturan yang mampu mewujudkannya. Butuh berbicara panjang dan lebih mendalam tentang aturan. Maka, mari sekedar berbincang tentang logika kemuliaan.
Sayang, jika Anda perempuan yang masih merindukan penghargaan dan kemuliaan, tolong jangan jual murah rasa kasih sayang dan diri Anda. Sayang, jika anda laki-laki yang masih berpikir jernih dan ingin mendapat kemuliaan, jangan ‘beli’ perempuan dengan murah. Hargai penciptaan mereka, nikmati dengan tanggung jawab nyata. Perempuan yang kalian sayangi hendaknya kalian ikat dg hukum yg menjaga kemuliaan kalian berdua; pernikahan. Pernikahan memang diikuti dengan ikatan pada banyak hukum lain. Ikatan itu adalah komitmen berat bagi beberapa orang, tapi disitulah harga Anda tertera. Ada hak dan kewajiban yang akan tertunaikan. Ada kemuliaan yang bisa kita dapat bersama. Diri dan masyarakat yang bermartabat, bukan bejat. Kemuliaan masyarakat dan manusia didalamnya, bukan kehinaan. Bukankah kita berakal dan beda dari yang tidak berakal. [za]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H