Mohon tunggu...
Lintang Chandra
Lintang Chandra Mohon Tunggu... -

Seorang pemikir bebas

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

AGAMA EKSOTERIS DAN ESOTERIS

27 Juni 2012   07:09 Diperbarui: 25 Juni 2015   03:29 1739
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13420920011579839343

Dalam ilmu statistik, angka-angka "berbicara" sesuatu. Artinya tidak semua hal harus dipandang secara kualitatif melulu, tapi kuantitatif juga penting. Nah sekarang mari kita lihat secara statistik, jumlah penganut agama di dunia ini. Menurut sumber wikipedia, sebagai berikut: Kekristenan 2,1 miliar Islam 1,3 miliar Non-Adherent (Sekular/Ateis /Agnostik) 1,1 miliar Hinduisme 900 juta Agama keluarga Cina 394 juta Buddhisme 376 juta Paganisme 300 juta Tradisi Afrika dan diasporik (tanah air) 100 juta Sikhisme 23 juta Juche 19 juta Spiritisme 15 juta Yudaisme 14 juta Iman Bahai 7 juta Saksi-Saksi Yehuwa 6,5 juta Jainisme 4,2 juta Shinto 4 juta Cao Dai 4 juta Zoroastrianisme 2,6 juta Tenrikyo 2 juta Neo-Paganisme 1 juta Unitarian Universalisme 800 ribu Gerakan Rastafari 600 ribu Dari statistik agama di atas menarik untuk dicermati bahwa Kristen dan Islam berada di jajaran tertinggi paling banyak kuantitas penganutnya. Artinya bahwa dua agama ini paling diminati di dunia, tentu saja bila kita mengabaikan kebijakan "pemaksaan agama" oleh pemerintah negara agama. Tapi setidaknya bila kita tilik dari sejak sekitar 1500 - 2000 tahun perkembangan agama ini, maka terbukti bahwa agama ini sukses menjadi pilihan sistem spiritualitas masyarakat. Saya tidak sedang mengatakan bahwa secara substansial ajaran Kristen dan Islam lebih unggul daripada ajaran agama lain. Tetapi keunggulan kedua agama ini adalah pada sisi eksoteris-nya. Eksoteris maksudnya bahwa agama ini adalah agama yang terbuka, pragmatis, sederhana, gamblang, mudah dipahami dan mudah dijalani oleh para penganutnya, lebih-lebih kaum awam. Ibarat musik, maka Kristen dan Islam adalah jenis musik pop atau dangdut, peminatnya bisa siapa saja dan dimana saja. Berbeda dengan agama-agama non abrahamik yang penuh pemahaman mistik, untuk mendalaminya perlu perenungan dan kontemplasi. Tidak ada pakem-pakem kaku, dogma-dogma kaku, agama dijalani dengan hati nurani dan budi pekerti. Tidak semua orang mampu bertahan dalam perenungan spiritual. Kebanyakan orang awam butuh pakem yang praktis dan sederhana. Larangan jelas dan perintah juga jelas. Hukuman jelas dan imbalan pun juga jelas. Namun kelemahan agama-agama eksoteris adalah ia rawan dimanipulasi untuk kepentingan politik dan kekuasaan. Ketika agama eksoteris mulai dilembagakan, maka otoritas Tuhan mulai terbagi ke dalam otoritas lembaga agama. Dan ketika lembaga agama mulai berbicara, ini halal dan itu haram, maka lembaga agama mulai berfungsi sebagai perpanjangan kekuasaan Tuhan. Lebih-lebih karena tafsir atas pewahyuan Tuhan adalah nisbi, walaupun wahyu itu sendiri adalah mutlak. Sebab tafsir wahyu bukanlah domain Tuhan, tapi domainnya para pemimpin agama yang notabene adalah manusia yang masih punya nafsu dan punya kehendak. Kendatipun dalam agama-agama eksoteris seperti Kristen dan Islam juga terdapat wilayah-wilayah esoteris, yaitu wilayah pemahaman kefilsafatan dan mistikal, tetapi tentu wilayah ini tidak populer. Para agamawan Kristen dan Islam yang mendalami ranah mistikal tidak terlalu menarik bagi kaum awam, sama halnya dengan agama-agama non abrahamik yang dari waktu ke waktu mulai ditinggalkan penganutnya. Pada akhirnya kita semua memang perlu bercermin, melihat kelebihan dan kekurangan masing-masing. Hidup dalam ajaran yang terlalu eksoteris tentu tidak baik, sebab hakikat keagamaan menjadi kering, tetapi hidup dalam pemahaman yang terlalu esoteris juga tidak baik, sebab tidak aplikatif, sulit dipahami khalayak awam.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun