Sekitar Tahun 2019, Seluruh dunia digemparkan oleh virus yang dikenal sebagai COVID-19. Hampir seluruh negara di dunia ini disusahkan oleh adanya COVID-19,termasuk Indonesia. Tidak hanya masyarakat tetapi pemerintah merasakan perubahan yang sangat signifikan setelah adanya COVID-19 ini. COVID-19 telah memberikan dampak yang sangat besar bagi Indonesia. Ekonomi, Sosial, Budaya, Kesehatan, dan Pendidikan, semuanya mengalami guncangan drastic akibat pandemic ini. Kondisi Pandemi di Indonesia mengalami peningkatan per harinya. Korban Jiwa yang meninggal karena terjangkit virus COVID-19 ini melejit sangat cepat di Indonesia.
Mengetahui kondisi yang semakin hari semakin memburuk ini, akhirnya presiden maupun Pemerintah mengeluarkan surat perintah Lockdown. Penerapan system Lockdown, yang dimana semua masyarakat tidak diperbolehkan dan dihimbau untuk tidak keluar atau meninggalkan rumah mereka selama tidak ada urusan yang mendesak.Â
Apa yang membuat Indonesia sampai menerapkan system Lockdown itu sendiri? Karena Persebaran virus COVID-19 di Indonesia tergolong sangat cepat. Oleh karena itu, Presiden maupun Pemerintah dan dibantu dengan himbauan para Tenaga Kesehatan di seluruh Indonesia untuk bekerjasama mengingatkan masyarakat seluruh Indonesia untuk diam di rumah.
Sistem Lockdown sendiri menjadi sangat kontroversial. Ini membawa dampak Sosial,Budaya,Pendidikan dan ekonomi bagi masyarakat negara. Dari segi Sosial, pandemic sudah memberikan perubahan yaitu masyarakat tidak bisa berinteraksi seperti biasanya  apalagi ditambah dengan adanya system Lockdown.  Akibat dari Sistem Lockdown ini, Masyarakat malah semakin tidak bisa merasakan interaksi secara langsung dan aman lagi. Mau tidak mau mereka harus melakukannya secara virtual alias memanfaatkan media social untuk berkomunikasi.
Dan dari situ memberikan dampak tambahan yaitu dampak Budaya dan Pendidikan. Akibat dari system lockdown yang diberikan oleh presiden, banyak kegiatan masyarakat yang sudah menjadi budaya bagi mereka sehari hari terpaksa terhalangi. Seperti kegiatan ronda malam, gotong royong, beribadah Bersama,dll.
Tidak dipungkiri system lockdown ini juga memberi dampak pada Pendidikan. Seluruh kegiatan Pendidikan yang biasanya dilaksanakan di sekolah dan universitas, kini beralih menggunakan zoom meeting. Kebiasaan itu menjadi suatu kebiasaan yang baru bagi seluruh pelajar di Indonesia karena mereka yang biasanya bangun pagi untuk Bersiap berangkat ke sekolah, menjadi hanya duduk sembari melihat layer laptop untuk mendengarkan materi yang disampaikan oleh guru.Â
Bahkan tidak jarang sifat malas siswa muncul akibat monotonnya kegiatan sekolah daring mereka. Kebiasaan yang biasanya bertanya langsung apa yang tidak dipahami ke guru dan guru pun langsung menjelaskan penjelasannya di papan tulis, kini telah berganti juga. Lockdown ini membuat para siswa tidak bisa bertanya langsung berhadapan oleh guru tetapi harus melakukannya di WA. Jadi, mau tidak mau sekolah daring ini membuat para siswa untuk menggunakan ponsel dan seluruh alat teknologi lebih sering.Â
Akibat dari kebiasaan baru yang mengharuskan mereka selalu dekat dengan ponsel adalah melihat para siswa yang menyalah gunakan waktu sekolahnya untuk bermain game online. Akibatnya adalah para siswa menjadi kehilangan tanggung jawabnya akan menyelesaikan kewajibannya sebagai pelajar. Ponsel sangat menghancurkan tingkat keproduktifitas para pelajar karena membuatnya menjadi kecanduan.
Setelah Sosial,Budaya, dan Pendidikan, ada satu hal yang menjadi dampak yang paling terlihat disaat pandemi dan berjalannya lockdown, yaitu dalam segi Ekonomi. Banyak perusahan dan usaha mengalami kebangkrutan dikarenakan sedikitnya pembeli (Karena tidak bisa keluar rumah) tetapi mereka harus menggaji semua pekerja yang bekerja di perusahannya. Oleh karena itu tidak heran bahwaÂ
Sebagian besar pengusaha atau pebisnis mau tidak mau harus mengurangi pekerja mereka alias dengan memberikan PHK. Dari sini bisa dilihat bahwa terdapat pro dan kontra atas system PHK yang dilakukan. Banyak Pengusaha yang tidak mau rugi banyak akibat perbandingan pengeluaran untuk menggaji dan pemasukkan atas barang yang dijual malah tinggi pengeluarannya untuk menggaji pekerja. Dan karena mereka adalah penguasa disini, mereka bisa dengan mudah untuk mengeluarkan surat PHK dan memutuskan siapa saja pekerja yang akan diberhentikannya untuk mengurangi pengeluaran.
Di sisi lain, posisi para pekerja sangat tidak diuntungkan. Akibat Pandemi dan ditambah system lockdown ini, mereka hanya bisa pasrah karena mereka mengetahui bahwa hal semacam ini akan terjadi kepada salah satu dari mereka. Jadi banyak pekerja yang di PHK kehilangan pekerjaan satu satunya apalagi jika keadaan pekerja tersebut adalah para pencari nafkah untuk keluarganya. Menurut sebagian besar pekerja hal ini sebetulnya tidak harus memberikan PHK kepada mereka.Â