Mohon tunggu...
Lintang Wahyu
Lintang Wahyu Mohon Tunggu... Mahasiswa - S1 Hubungan International | Universitas Kristen Indonesia - SMA TN Alumna (29)

Lintang Wahyu adalah mahasiswi program studi S1 Hubungan Internasional Universitas Kristen Indonesia. Lintang adalah seseorang yang selalu termotivasi untuk mencoba hal baru, berpikir kritis, kreatif dan berintegritas tinggi. Lintang memiliki kemampuan sangat baik dalam hal memimpin, berkomunikasi serta berprestasi dan memiliki ketertarikan besar dalam tatanan dunia internasional.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Sri Lanka, Inflasi Naik Drastis | Rakyat Digantungkan Kegundahan

22 Juli 2022   10:31 Diperbarui: 22 Juli 2022   10:36 315
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Birokrasi. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Beberapa bulan yang lalu diketahui bersama terjadi konflik yang belum juga usai antara negara Ukraina dengan negara yang dipimpin Vladimir Putin, Rusia. Tidak dipungkiri kembali, akibat perang yang terjadi tidaklah hanya mrugikan satu pihak saja, melainkan beberapa hampir semua negara juga ikut merasakan kepahitan. Kepahitan yang dimaksud yakni naiknya harga barang-barang pokok, BBM dan yang jelas inflasi (meningkatnya harga secara umum dan terus menerus) kian meningkat.

Indonesia salah satunya, kita ketahui bersama beberapa bulan yang lalu harga minyak goreng mengalami peningkatan 2 kali lipat, bahkan di daerah terpencil harga bisa 3 kali lipat naiv dari harga awal. Namun belakangan ini harga minyak goreng terpantau semakin turun, minyak goreng saat ini sudah lebih murah dan tidaklah sulit untuk menemuinya di pasaran. "Harga minyak goreng di Indonesia saat ini justru lebih murah dibandingkan minyak goreng dunia," kata Direktur Eksekutif Palm Oil Agribusness Strategic Policy Institute (PASPI) Tungkot Sipayung.

Krisis Bahan Pokok, Pindah Dari Sri Lanka

Kondisi Sri Lanka saat ini sudah dikatakan sedang krisis. Tidaklah hanya dipengaruhi dari perang antara Rusia dan Ukraina saja melainkan pandemi yang belum juga usai menjadi satu dari beberapa faktor yang mempengaruhi krisis ini. Sri Lanka yang merupakan negara pariwisata tentunya di saat pandemi ini kurangnya mendapat faktor pemasukan, dimana Presiden Gotabaya melakukan tindakan pemangkasan dalam pajak kas negara dan melakukan pinjaman besar dengan negara China. Rasio utang Sri Lanka secara keseluruhan yakni 128% yakni 32 kali lipat lebih tinggi dibandingkan negara Indonesia. Dan jelas sudah harga barang pokok pun meningkat begitu juga BBM yang mengikutinya.

Sri Langka yang menginginkan dalam pembangunan lebih baik untuk Infrastrutur harus ditunda lebih dahulu demi kebertahanan negara ini sendiri. Rakyat yang menjadi acuh dan gundah dalam bertahan hidup di negara asalnya, banyak yang memutuskan untuk berpindah ke negara lain. Mulai dari yang masyarakat yang dikategorikan berkecukupan sampai yang belum memenuhi pun rela meninggalkan negara Sri Lanka demi mendapatkan kehidupan yang lebih baik. Negara yang dijadikan tempat berpindah seperti Inggris, USA, Canada, Uni Eropa untuk mengirimkan anak-anak mereka untuk belajar di sana dan menghindari krisis di dalam negaranya sendiri, Sri Lanka ataupun juga ada beberapa masyarakat dengan kategori golongan menengah ke bawah meninggalkan Sri Lanka dengan berimigrasi ke negara Timur Tengah untuk menjadi buruh di sana demi mendapatkan upah yang sesuai.

Rakyat Sri Lanka sudahlah jelas gundah dengan adanya kondisi yang hampir membuat Sri lanka ditetapkan oleh PBB yakni negara terjadinya krisis kemanusiaan, belum namun hampir terjadi. Bahan pokok yang selain harganya meningkat, juga susah di dapatkan karena harga BBM yang kian meningkat pula dan berbanding terbalik dengan Indonesia, sehingga mengharuskan rakyat Sri Lanka untuk memutar akal dalam bertahan hidup di Sri Langka dalam terjadi inflasi ini.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun