Mohon tunggu...
Gaya Hidup

Pengalaman Memancing Pertama Kali

11 April 2017   01:16 Diperbarui: 11 April 2017   01:21 839
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Abang, aku, om Hafis dan tante Mita sedang membakar ikan (Ilustrated by Xien Lintang Tuahnaru)

Waktu itu, bunda sama kakak dan Nami pergi berlibur ke Korea. Ayahku kerja.

Sebenarnya aku dan abang pengen sekali ikut ke Korea, tapi kalau aku dan abang ikut, bunda yang masih menyusui Nami tidak bisa menjaga kami berdua.

Supaya aku dan abang enggak sedih, waktu ayahku sedang nggak kerja. Ayahku mengajak aku dan abang pergi memancing. Padahal aku nggak pernah kepikiran untuk mancing. Tapi kata ayahku memancing itu seru.

Terus, kami berangkat dari rumah. Di jalan kami mampir dulu di kantor ayahku untuk mengambil uang. Abis itu kami langsung pergi ke tempat pemancingan.

Sampai di tempat pemancingan, aku dipinjami pancing sama yang punya kolam. Soalnya kami nggak punya alat pancing sendiri. Abis itu sama yang punya kolam, aku juga dikasih jangkrik. Katanya untuk umpan. Lho kok jangkrik, bukannya mancing itu pake cacing?. Kata kakak anak pemilik kolam, ikan di kolamnya lebih suka jangkrik daripada cacing. Aneh!

Abis dikasih pancing dan jangkrik, kami jalan ke kolam. Aku menenteng pancing dan jangkrik, abang menenteng ember untuk tempat ikan.  Sampai di kolam, kakak yang anaknya om yang punya kolam membantu memasangkan jangkrik ke mata pancingku. Terus pancingnya aku lempar ke tengah kolam. Nggak lama gagang pancing yang aku pegang tertarik, kata kakaknya jangkriknya udah dimakan ikan. Pancingku ditarik sama ikannya sampe meleot-leot. Aku hampir jatuh ke kolam. Ikannya terus narik-narik pancing sampe dia kelelahan. Akhirnya aku bisa menarik ikannya keluar.  Ikannya ikan gurami sebesar kepala ayahku.

Sampe di luar, ikannya terus menggelepar-gelepar nggak bisa ditangkap. Aku takut untuk megang. Akhirnya sama kakak yang anaknya om yang punya kolam, ikan itu ditangkap dan dimasukkan ke dalam ember. Dalam emberpun ikannya terus  menggelepar-gelepar hampir nggak bisa napas. Baru pas embernya dikasi air sama kakaknya, ikannya jadi tenang.

Pas ikannya udah tenang, aku mancing lagi, terus jangkriknya dimakan lagi, pancingnya meleot-leot lagi. Tapi waktu ikannya udah bisa ditarik ke luar dan mata pancingnya dilepasin dari mulutnya, eh ikan itu loncat lagi masuk ke dalam kolam. Terus aku lempar pancing lagi, kena lagi, yang ini nggak loncat ke kolam.

Abis itu aku mancing lagi. Aku udah dapat tiga ikan, abang masih belum berani. Baru pas aku dapat lima ikan, akhirnya abang pengen mancing juga. Abang dapat tiga ikan.

Hari udah sore, aku masih pengen mancing, tapi kata ayahku sekarang kita pulang.

Ikan yang kami dapat dibawa ke depan dan ditimbang. Dapat lima kilo, ayahku membayar 250 ribu. Terus sama omnya, ikan-ikan itu dimasukin plastik dan kamipun pulang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun