Justifikasi Pengaruh Pengaktualisasian Manajemen Sumberdaya Lingkungan dan Sebagai Bentuk Representasi dari Nilai Kesejahteraan (Studi Kasus: Pengaruh Lingkungan Kumuh Terhadap Pengambilan Keputusan Keluarga)
Apa yang pertama kali terlintas dalam pikiran ketika mendengar kata "Lingkungan Kumuh"? Banyak persepsi buruk mengenai lingkungan kumuh, tanpa mengetahui arti yang sesungguhnya. Lingkungan kumuh sendiri didefinisikan sebagai suatu keadaan lingkungan dimana hunian dengan kualitas yang tidak baik, dan tidak layak huni.Â
Hal tersebut dicirikan dengan kepadatan bangunan sangat tinggi dengan luasan yang sangat terbatas serta rawan penyakit. Tidak hanya itu, kualitas bangunan yang sangat rendah menjadikan kualitas udara di sekitarnya pun demikian. Lingkungan yang kumuh digambarkan juga dengan lingkungan yang padat huni, dimana penduduk melebihi 500 orang per Ha, kondisi sosial ekonomi masyarakat rendah serta sarana dan prasarana tidak memenuhi standar teknis dan kesehatan.Â
Bagaimana ikatan keluarga dapat mempengaruhi proses pengambilan keputusan?Â
Ikatan keluarga adalah sumber utama hubungan sosial dan pengaruh sosial sepanjang kehidupan individu, karena anggota keluarga terhubung secara signifikan pada setiap tahap perkembangan. Hubungan keluarga dapat memberikan makna dan tujuan yang lebih baik serta sumber daya sosial dan material yang bermanfaat bagi kesehatan.Â
Pengambilan keputusan keluarga lebih kompleks daripada pengambilan keputusan individu. Proses pengambilan keputusan keluarga menjadi lebih sulit karena lebih banyak individu yang terlibat di dalamnya atau mungkin dipengaruhi olehnya. Satu individu membuat pilihan antara mereka dan anggota keluarga lainnya hanya mengikutinya.Â
Bagaimana proses pengambilan keputusan yang efektif?Â
Hubungan antara pengambilan keputusan dan upaya untuk mengatasi masalah sangat erat. Keputusan yang berkualitas adalah keputusan yang mampu menyelesaikan masalah.Â
Dengan kata lain, pilihan yang berhasil adalah pilihan yang diambil dan dieksekusi secara efektif. Pilihan yang efektif harus memenuhi kriteria berikut: kualitas keputusan, penerimaan oleh bawahan, dan ketepatan waktu. Dasar-dasar pengambilan keputusan terdiri atas intuisi, pengalaman, fakta, otoritas, dan logika. Proses pengambilan keputusan terdiri atas:Â
1. Penentuan tujuan atau sasaran (terjadi revisi),
2. Mencari berbagai alternatif,