Mohon tunggu...
Siti Lintang Oktiara Annisa
Siti Lintang Oktiara Annisa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Public Relation and Digital Communication Student, UNJ

A student of Public Relation and Digital Communication, Universitas Negeri Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Tidak selalu Akurat, Zodiak Hanya Tipu Daya Semata

19 April 2024   18:31 Diperbarui: 19 April 2024   18:34 194
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Source : Bank Sinarmas

Perjalanan Zodiak dari Masa Lalu Hingga Kini

Zodiak berasal dari bahasa Yunani "Zodiakos cyklos" yang berarti lingkaran binatang. Menurut catatan sejarah, kata zodiak pertama kali muncul dalam naskah Yunani pada abad ke-4 SM. Zodiak sendiri merupakan sebuah pita khayal di langit, lebarnya sekitar 18 derajat, berpusat pada lingkaran ekliptika. Menurut berbagai sumber, asal muasal sabuk ini terbagi menjadi 12 bagian yang dilambangkan dengan berbagai binatang sesuai rasi bintang. Pembagian ini disesuaikan dengan pergerakan rasi bintang.

Diketahui bahwa para filsuf dan astronom Yunani menciptakan konstelasi untuk membuat prediksi yang lebih kuat. Meski begitu, peneliti mengungkap bahwa sejarah awal zodiak berasal dari bangsa Babilonia. Konon para astronom Babilonia pada akhir abad ke-5 SM menemukan 13 rasi bintang yang berubah sepanjang tahun. Nama tersebut kemudian digunakan oleh orang Yunani, dan lahirlah konsep zodiak yang kita kenal sekarang.

Fenomena Baru yang Mengguncang Gen Z dan Millenial

Informasi mengenai zodiak di era digital menjadi trend di kalangan Milenial dan Gen Z. Sosial media seperti Instagram dan Tiktok banyak memunculkan konten mengenai 12 zodiak yang membahas tentang kepribadian setiap zodiak. Mulai dari yang umum, hingga aspek kesehatan, percintaan, keuangan, dan topik-topik yang berkaitan dengan keseharian lainnya. Hal ini mendorong Milenial dan Gen Z untuk mengetahui lebih lanjut mengenai zodiak miliknya. Sejak saat itu, tren zodiak di kalangan Milenial dan Gen Z terus meningkat. 

Menurut data American Psychological Association tahun 2014, generasi Milenial memiliki tingkat stres tertinggi. Oleh karena itu, mereka menggunakan zodiak sebagai salah satu metode alternatif penyembuhan diri atau healing. Sebuah studi dari Universitas Witwatersrand juga mencatat bahwa orang yang mengalami stres dan depresi berkonsultasi dengan ahli astrologi. Jeda usia yang pendek membuat buah bibir ini beredar dengan cepat kepada Gen Z. Sejauh ini, generasi ini tampaknya menjadi pembawa pesan yang efektif dalam menyebarkan informasi tentang lambang zodiak dan astrologi, terutama melalui media sosial.

Kekhawatiran Terhadap Maraknya Kepercayaan pada Zodiak

Kekhawatiran atas maraknya kepercayaan terhadap zodiak  datang dari beberapa sudut pandang. Salah satunya adalah kekhawatiran bahwa orang-orang mungkin terlalu bergantung pada astrologi untuk membuat keputusan penting dalam hidup, seperti karier, hubungan, atau kesehatan, tanpa mempertimbangkan informasi yang lebih obyektif dan berdasarkan fakta. Hal ini dapat mengakibatkan keputusan yang kurang rasional atau hanya didasarkan pada dugaan saja.

Selain itu, kepercayaan yang berlebihan terhadap tanda zodiak juga bisa menjadi masalah jika menyebabkan seseorang merasa terkekang dengan ramalan dari tanda zodiak tersebut, sehingga mengurangi rasa kendali dan tanggung jawab terhadap kehidupannya sendiri. Hal ini juga dapat menimbulkan stigma dan stereotip terhadap individu berdasarkan tanda zodiaknya yang tidak selalu akurat.

Zodiak Tidak Selalu Akurat

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun